Paramatman

Paramatman (Parama Atman) artinya sumber dari segala kehidupan dan kepadaNya pula pada saatnya nanti disebutkan segala yang ada ini akan kembali.
Merupakan salah satu aspek dari Sanghyang Triatma yang dipuja pada sanggah kemulan.
Dalam filsafat Hindu menurut pandangan logika disebutkan bahwa Beliau bersifat :
  • Achintya : tak terpikirkan
  • Awikara : tak berubah-ubah
  • Awyakta : tak terlahirkan.
  • Achodya : tak terlukai oleh senjata
  • Adhaya : tak terbakar oleh api
  • Akledya : tak terkeringkan oleh angin
  • Achesyah : tak terbasahi oleh air
  • Nitya : kekal abadi
  • Sarwagatah : ada dimana-mana
  • Sthanu : tak berpindah-pindah
  • Acala : tak bergerak
  • Sanatana : selalu dalam keadaan sama
  • Atarjyotih : maha sempurna sesempurna-purnanya. 

Dengan adanya sifat-sifat seperti di atas, Beliau sangatlah sulit bagi orang awam untuk bisa mengerti dan memahami Tuhan kecuali kita sudah memiliki keyakinan teguh, berusaha untuk memahami dan menghayati keberadaan Beliau, melepaskan semua ikatan terhadap keinginan duniawi, dan memasrahkan sepenuhnya untuk Beliau.

Paramatman, asal segala yang ada ini dan kepadaNya pula segala yang ada ini akan kembali yang dalam Panca Sradha disebut Brahman
Dimana Sanghyang Widhi yang bermanifestasi sebagai Hyang Tri Murti dalam prabawanya sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur.
Suatu kebahagiaan yang tidak disusul oleh kedukaan kembali
melalui jalan moksa dengan bersatunya Atman dengan Brahman.
Sehingga atman yang berasal dari Paramatman sebagai jiwa dari setiap mahluk hidup tersebut ketika dilakukan pralina dikatakan akan terus menerus mengalami penjelmaan yang berulang-ulang sebelum mencapai Moksa, kebahagiaan abadi, sukha tan pawali dukha.
***