Sarvagatah ("Sarwagatah"; Prapti) berarti "dimana-mana ada namun tak terlihat" seperti halnya sifat atman yang merupakan jiwa dari setiap makhluk hidup.
Begitu juga Tuhan itu, diyakini berada dimana mana dan meresap di semua elemen hidup & kehidupan dan menurut Rsi Bhagawan Smerthi disebutkan bahwa :
Tuhan tidak akan ke mana-mana karena Tuhan telah bersemayam pula didalam diri manusia, tapi, "Kenapa kita mesti mencari Tuhan kemana mana ?"
Bagi orang yang masih awam akan mencari Tuhannya ke sumbernya karena visualisasi itu sangat penting tapi setelah dicari kemanapun Tuhan juga tidak akan pernah ada,
yang ada cuma media visualisasi itu dan sampai kapanpun itu Tuhan akan tidak pernah ada (hampa), yang hanya bisa dihubungi/puja cuma perantara Beliau lewat : pura, candi, arca, tempat suci, orang suci, keluarga, kerabat, handai tulan & berserta semua mahkluk ciptaanNya!!
Rumah Tuhan/tempat suci apa pun itu bentuknya selain sebagai tempat berstananya Tuhan, yang telah melalui proses sakralisasi, dipercaya, diyakini oleh umatnya itu adalah tempat berkumpulnya komunitas mereka pencari Tuhan yang meyakini tempat itu sebagai sumbernya Tuhan.
Hanya mereka yang yakin & percaya sajalah akan datang ke tempat itu untuk sembah sujud padaNya karena mereka akan mencari ke sumber aslinya, dan disamping itu pula akan bisa juga berinteraksi dgn mahkluk ciptaan Tuhan itu sendiri melalui sistem adat, budaya, ritual dllnya !??
Maka dari itu mencari sumber tempat nya bersemayam Tuhan bukan hanya tempat saja kita cari adalah masing2 individunya juga karena disana Tuhan juga ada untuk saling berinteraksi dengan rasa kasih sayang, welas asih, bisa mengalah untuk kedamaian, serta bisa menyenangkan siapapun juga yg terlibat di dalamnya.
Demikianlah adanya, dan sebagai tambahan Hindu Dharma sangatlah fleksibel tentang keberadaan Sanghyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa itu sebagai Paramaatma yang keberadaannya berada dimana-mana dan meresapi segalanya.
- Beliau juga bersifat immanent yang hadir pada segalanya termasuk meresapi pikiran dan indriya (sira wyapadipuja) dan dihayati dalam posisi berwujud sehingga dapat dijangkau oleh rasa atau daya pikir manusia.
- Dengan keberadaan Tuhan yang Wyapi Wyapaka ini juga disebabkan karena penglihatan mata kita terbatas dan bukan berarti Tuhan itu tidak ada atau hampa.
***