Teja

Teja adalah unsur panas dan cahaya sebagai bagian dari panca mahabhuta yang membentuk bhuwana agung dan bhuwana alit yang dimana dalam penggunaan sebuah mantra yang mengagungkan Siwa Raditya dalam Kramaning Sembah juga biasanya diucapkan sebagai berikut :
Om Adityasya param jyoti
rakta teja nama'stute

sweta pankaja madhyastha

bhaskaraya namo'stute
Terjemahan :
Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya (Raditya) yang maha hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
Teja menjadi anglurah (pepatih) Sang Hyang Siwa Reka yang sebagaimana disebutkan :
Bermanifestasi sebagai Ratu Anglurah Wayahan Tebha (Ratu Anglurah Wayan Teba) yang memiliki kemahakuasaan menjadi kekuatan gunung, hutan, tempat angker, dan jalan simpang empat (catus pata).
Dalam Kanda Sari, Ratu Wayan Teba / Tebeng menjadi patih di Pura Sada.
Dan unsur Teja (Sinar) ini beserta Bayu (Hawa) juga dalam sumber kutipan widhi tatwa disebutkan juga menguasai alam Swah Loka dimana disebutkan :
Karena segala yang ada di alam itu adalah bersinar bercahaya, berkat pengaruh unsur Teja (Sinar).
Sehingga semakin positif dan halus lapisan dimensi Svah Loka yang kita masuki, semakin dalam kebahagiaan dan kedamaian yang dirasakan sang jiwa.
  1.  Beliau 
Teja sendiri sebagai unsur panca mahabhuta untuk membangun kesadaran sendiri dalam Bali Esoteris juga adalah elemen api
Dimana api disebutkan juga membawa dua hal yaitu panas dan cahaya. 
Satu hal yang disadari secara umum adalah api muncul karena ada materi yang terbakar, sehingga memunculkan panas dan cahaya.
Materi sendiri adalah pertiwi, bagai kayu bakar pada api unggun. Sebagaimana ulasan sebelumnya, pertiwi adalah prinsip, konsentrasi dari energi yang belum diuraikan menjadi semangat, gairah (aspek panas dari api) dan keceriaan, pengetahuan, wawasan serta rasa percaya diri (aspek cahaya).

Tubuh bisa hidup dan merasakan segala sesuatu karena adanya panas tubuh. 
  • Jika tubuh kehilangan panasnya, maka syaraf akan berhenti berfungsi dan tubuh tidak bisa merasakan apa-apa. 
  • Demikian juga halnya dengan Teja dalam kehidupan. Seseorang yang elemen Api/Tejanya aktif, akan menjalani hidup dengan penuh gairah, semangat, antusiame dan keceriaan sebagai refleksi dari aspek panas. 
Sedangkan pengetahuan dan wawasan serta rasa percaya diri merupakan refleksi dari aspek cahaya karena cahaya membuat seseorang bisa melihat kemana harus melangkah. 
Hal ini membuat seseorang bisa menikmati hidup dan selalu berpikir positif. Gairah, semangat, keceriaan dan rasa percaya diri serta wawasan dalam menjalani kehidupan (Teja) baru akan muncul setelah seseorang memiliki prinsip hidup (Pertiwi). 
Sehingga Teja sangat erat berhubungan dengan Pertiwi yang juga sebagai bagian dari Panca Mahabhuta.
***