Sang Suratma

Sang Suratma adalah julukan dari anggapati sebagai yama bala yaitu seorang rencang atau abdi yang bertugas untuk mengintrograsi atman dan mencatat segala perilaku atau karma manusia ketika mereka masih hidup yang dalam Tri Mandala Pura Besakih
Pura Titi Gonggang / Marga Tiga menjadi tempat berstananya Sang Suratma sebagai pencatat segala perbuatan yang nantinya juga sebagai pendamping Bhatara Kawitan di Bale Pengangen angen dalam perjalanan atman menuju alam swah loka.
Sang Suratma yang dalam lontar kandapat disebutkan bahwa 
  • Sang Suratma sebagai julukan dari anggapati saat manusia lahir dan saatnya nanti ketika manusia mengalami kematian 
  • Sang Suratmalah yang akan menjemput atman manusia tersebut untuk dapat mengadili untuk mencapai sorga atau neraka setelah dilaksanakan upacara ngaben ysng bila atma mencapai neraka alam bhur loka, nerakanya berupa air mendidih, dan disambut oleh Sang Suratma dan para Pisaca.
Dalam cerita rakyat Bali, bhima swarga yang dengan wujud raksasa dikisahkan Sang Suratma yang penuh wibawa sedang menghukum atmaning corah manusia yang selalu berbuat asubha karma dengan prilaku yang tidak baik.

Sang Suratma sebagai salah satu saudara dalam kelahiran manusia yang mempunyai empat saudara sebagaimana disebutkan dalam kutipan artikel parissweethome.com,
Sang Suratma juga bertugas sebagai pencatat atau juru tulis segala perilaku manusia ketika mereka masih hidup serta bertugas untuk menghantarkan sang atma tersebut ke tempat khusus yang disebut dengan Tegal Penangsaran yaitu sebuah tempat dengan beragam kondisi sebagai tempat atma menerima perlakuan sesuai dengan kelakuannya di dunia.
Selain berbuat subha karma dengan selalu melakukan yang terbaik, sebagaimana dikisahkan penjelasan Dewa Siwa pada Sang Suratma terhadap "masuknya Lubdhaka ke Sorga" yang tepatnya pada saat hari raya siwa ratri, manusia diharapkan mampu merenungi kembali atas sebagai perbuataanya untuk memperoleh tiket masuk surga alam swah loka.
***