Barong Ket

Barong Ket merupakan Barong yang amat populer di Bali sebagai simbol kemenangan dan kebaikan dharma yang dalam keterangan blog lover, megawati disebutkan barong ini dianggap sebagai manifestasi dari banaspati raja atau raja hutan. 
  • Orang Bali menganggap seekor singa sebagai raja hutan yang paling dasyat. 
  • Konsep yang sama juga terdapat di India, Cina, dan Indonesia. 
  • Di Jawa, figur Barong Ket seperti di Bali disebut Barong Singa, dan Reog Ponorogo. 
Jika diteliti secara mendalam mengenai ikonografinya, memang bentuk dasar dari topeng Kala itu ialah muka singa. Di India penggambaran ini disebut Shimamukha, atau Khirtimukha. 
Dalam hal ini singa dipilih sebagai figur Barong karena singa memiliki kemampuan untuk menghancurkan kekuatan jahat. Di Bali Barong Ket dianggap sebagai simbol kebaikan. 
Dalam pementasan tari Barong di Bali, figur Barong Ket dijadikan simbol kemenangan dan Rangda merupakan simbol pihak yang kalah. Namun di luar konteks seni pegelaran, kedua figur itu duduk sejajar sebagai pelindung masyarakat.

Bentuk Barong Ket.

Bentuk Barong Ket ini disebutkan merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau boma.
  • Badannya dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang berkilauan dan bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman mirip pandan), ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak serta janggutnya biasanya terbuat dari rambut manusia.
  • Gigi yang runcing – runcing, memiliki kumis dan berbulu lebat, hal ini diasosiasikan dari kombinasi antara macan, singa ataupun sapi.
Barong Ket bermakna sebagai simbol kebaikan.

Makna dari keberadaan Barong Ket ini diambil dari keberadaan dua sifat yang bertolak belakang yang berada pada setiap mahluk. Dua sifat ini sering kita sebut sebagai Rwabineda. 
Dari keberadaan Barong Ket inilah untuk menggambarkan tentang dualisme tersebut, yang dimana kebajikan dharma Barong akan selalu menang di dunia ini dan mengalahkan kejahatan (rangda). Barong Ket dianggap sebagai simbol kebaikan. 
Dalam pementasan tari Barong di Bali, 

Figur Barong Ket dijadikan simbol kemenangan dan Rangda merupakan simbol pihak yang kalah. Namun di luar konteks seni pegelaran, kedua figur itu duduk sejajar sebagai pelindung masyarakat.
Dalam pementasan calonarang, Barong bertentangan dengan musuh bebuyutannya rangda, maka Barong Ket disebut dengan banaspatiraja. Dr. R. Goris mengatakan banaspati berarti woud beer atau beruang hutan.
Penari dalam pementasannya disebut dengan juru saluk atau juru bapang yang dalam babad bali, seni drama Barong Ket disebutkan :

  • Satu penari di bagian kepala dan yang lainnya di bagian pantat dan ekornya. 
  • Tari Barong ket yang biasanya diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan melukiskan tentang pertarungan kebajikan (dharma) dan keburukan (adharma) yang merupakan paduan yang selalu berlawanan (rwa bhineda) yang bermula ketika alam semesta ini diciptakan pertama kali oleh Sang Hyang Widhi Wasa.
***