Kebajikan

Kebajikan adalah perilaku untuk dapat mengurangi karma buruk sebagai salah satu tujuan beragama.

Maka dalam perpaduan antara karma baik & buruk disebutkan,

Perbanyaklah berbuat kebajikan agar karma buruk itu semakin berkurang.

Seperti halnya dalam filosofi penggunaan dapetan dikatakan, 

Marilah kita berusaha untuk selalu bersyukur dan dapat mempersembahkan dapetan dengan aktivitas karma-karma yang baik sehingga nantinya kita dapat menuai hasil yang penuh dengan kebajikan-kebajikan itu.

Jadi segeralah sadar dan lakukan hal-hal baik agar kita selalu menikmati manisnya buah kebajikan itu sebagaimana dalam hukum sebab akibat dikatakan. 

Dan pada zaman dahulu Siwa dikenal sebagai sumber kebajikan itu, Dia yang memelihara dan sebagai penopang kebajikan itu;

Sehingga semua jiwa meminta keselamatan dan kebahagiaan yaitu kedamaian dan kebahagiaan dari-Nya.

Dia menghalau kesedihan dan melimpahkan sukacita

Tuhan adalah sempurna dalam segala cara dan benar-benar tidak terikat dan penuh kasih. 

Dia sangat murah hati dan sangat membantu sehingga jiwa-jiwa meminta segala sesuatu dari dirinya. 

Ketika dalam kesedihan dan kehilangan semua harapan, jiwa berpaling padaNya secara intuitif dan pasti.

Dalam ajaran Hindu Dharma ada dinayatakan :

Hendaknya manusia dapat menerapkan kewajiban dan kebajikan tanpa memperhitungkan kepentingan sendiri atau golongan, serta menggunakan tubuh dan pikiran untuk kebaikan orang banyak.

Sariram Aadyam Khalu Dharma Saadhanam.

Artinya : 

Tubuh dan pikiran terutama ditujukan untuk pencapaian jalan kebajikan.
Tubuh dan pikiran harus melakukan bermacam-macam fungsi demi kebaikan masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam drama kehidupan dikatakan :

Siapa saja yang mengikuti jalan kebenaran dan kebajikan tidak akan pernah dibiarkan menderita.

Tetapi terkadang dalam perjalanan kehidupan ini kebahagiaan dan kesengsaraan selalu datang silih berganti.

Namun ketika kita dapat menghadapinya dengan sadhana dharma maka kesengsaraan tidak akan dapat meracuni kehidupan kita.

Jadi, jika kita dapat menyambut setiap bentuk kesengsaraan dengan sabar, penuh kerelaan dan kebaikan hati, 

Disana sejatinya kita sedang membayar hutang-hutang karma buruk masa dahulu untuk kemudian terbebaskan.

Jika kita dapat menyambut setiap bentuk kesengsaraan dengan sabar, penuh kerelaan dan kebaikan hati, disana dengan sendirinya kita akan mengalami proses pemurnian kesadaran.

Rasa terganggu, rasa sakit,
Kesedihan, dan penderitaan, dsb-nya,

Yang dapat dihadapi dengan sabar, penuh kerelaan dan kebaikan hati akan menjadi proses pembersihan yang membuat kesadaran kita semakin jernih dan semakin murni dari hari ke hari.

Saat kita tekun melakukan kebajikan mungkin saja kebahagiaan hidup tidak langsung datang,
Tapi pemurnian kesadaran kita sejatinya sudah dimulai.

Demikian sebagaimana ditambahkan dalam pemurnian kesadaran oleh Jro Bujangga dalam artikel Hindu Dharma di fb.

***