Drama Kehidupan

Drama Kehidupan adalah sebuah gambaran tentang perjalanan dharma dalam siklus perputaran peradaban kehidupan manusia di alam ini.

Suatu drama biasanya terdiri atas banyak adegan. Dan seorang aktor tidak dapat meminta agar sutradara membebaskannya setelah adegan pertama selesai.
Dan Ia tidak dapat pergi sebelum seluruh adegan drama selesai. 
Dalam drama kehidupan ini, disebutkan kestabilan dan keselarannya pada mulanya disimbolkan dengan lambang swastika sebagai gambaran roda dunia ini dimulai; 
Dunia yang terus menerus berubah dalam setiap zaman yang disebut dengan catur yuga ini mengelilingi pusat yang tidak berubah dan tidak bergerak, yaitu Tuhan Yang Maha Esa; 
Beliau yang menjangkau di segala tempat (prapti).
Dan inilah pendidikan yang juga seharusnya dipelajari untuk menjalani drama kehidupan ini, karena disebutkan dharma paling luhur adalah mengikuti kebenaran seperti diceritakan dalam perjalanan pandawa dalam mencari hakekat hidupnya.

Tersebutlah pada zaman dahulu, dalam Ephos Mahabharata, Krishna pernah berkata kepada Pandava, sejatinya dalam kehidupan ini;
”Masih banyak hal yang harus dicapai..
Kalian harus memberi teladan kepada dunia dan dharma harus ditegakkan.
Bagaimana kalian dapat meninggalkan dunia tanpa menyelesaikan tugas yang telah diserahkan kepada kalian? 
Setiap manusia lahir untuk memahami dan menghayati kebenaran.
Apa guna kelahiranmu sebagai manusia, jika engkau tidak mencapai hal ini. 
Mainkan peranmu secara sempurna dalam drama kehidupan ini.” 
Sambil berkata demikian, Krishna pun menghilang.
Kini tidak seorang pun menyadari keluhuran satyakebenaran’ dan dharmakebajikan’ Siapa saja yang mengikuti jalan kebenaran dan kebajikan tidak akan pernah dibiarkan menderita. 
Karena itu, ikuti jalan kebenaran (Satyam Eva Jayate). 
Jangan memberi peluang pada kebohongan, ketidakbenaran, dan ketidakadilan. 
Kebenaran dapat mengubah bumi menjadi langit dan langit menajdi bumi. 
Oleh karena itu,
Anggaplah kebenaran sebagai nafas hidup dan hayati kebahagiaan jiwa dari hal itu. 
***