Meditasi

Meditasi | untuk mendapatkan ketenangan hati dan kedamaian pikiran,
Dengan sikap tangan Jnana Mudra yang bertujuan untuk keheningan bathin agar dapat melepaskan [melampaui] Tri Guna : Sattvam, Rajas, Tamas, melalui ketiga jari.
Dimana pada saat seseorang dapat membangkitkan kundalini-nya, itu artinya ia juga telah membuka satu persatu “pintu” chakra yang terdapat di dalam dirinya sehingga :
    • Dapat meningkatkan kesehatan rohani berupa ketenangan bathin, dan penguatan aura tubuh;
    • Mampu menangkal berbagai vibrasi dan energi negatif dari luar.
    • Dan dapat mengurangi pikun akibat menurunnya kinerja otak sehingga menyebabkan seseorang sering lupa akan apa yang telah dilakukan.
Ketika anda duduk dalam posisi yang nyaman pada satu tempat yang sepi dan bersih yang akan dapat membantu menenangkan pikiran anda, cobalah membuang semua pikiran-pikiran negatif dan rasa cemas yang mungkin mengganggu anda setiap saat.
  • Ijinkan pikiran anda tenang dan terkendali beberapa saat.
    • Beritahu diri anda bahwa anda dapat kembali ke hal-hal lain belakangan.
    • Dengarkan dengan santai, namun tajam dan waspada, penuh perhatian terhadap irama nafas anda.
    • Rasakan, dan bahkan dengarkan, udara pemberi kehidupan ketika ia masuk dan keluar dari jantung anda.
  • Pusatkan perhatian anda kepada suara dan perasaan kepada nafas anda.
    • Dengan setiap nafas keluar, biarkan stres dan kecemasan yang tersembunyi di dalam tubuh dan pikiran anda lepas bebas.
    • Ijinkan rasa takut dan keraguan anda pergi.
  • Dengan setiap nafas masuk,
    • bayangkan alam yang tenang dan penuh cinta memasuki jantung anda,
    • dan ke dalam sang diri anda sendiri.
  • Bila pikiran anda berkelana sementara — dan biasanya memang demikian! — lalu secara halus dan sabar bawa ia kembali kepada tugasnya untuk hanya memperhatikan nafas.
Cobalah ini sekitar 10 menit sebagai satu persiapan bagi meditasi-mantra, secara perlahan-lahan tingkatkan waktunya selama beberapa minggu berikutnya. Setelah anda dapat menenangkan pikiran dengan konsentrasi nafas, sekarang anda dapat maju kepada aspek yang lebih spiritual.

Selanjutnya, saat seseorang melakukan meditasi untuk "ngelinggihang" atau "ngelintihang" aksara, berarti orang tersebut sedang melakukan olah energi semesta, atau dengan istilah modernnya sedang melakukan channelling terhadap energi (shakti) dan kesadaran (siva) yang lebih tinggi.

Dalam lontar-lontar mengenai Dasa Aksara dijelaskan bahwa aksara-aksara ini merupakan awal mula adanya manusia dan alam semesta; 
Ini merupakan penyampaian implisit bahwa asal mula alam semesta adalah Kesadaran Murni (yang disimbolkan dengan Aksara Ongkara), 
kemudian berevolusi menjadi kesadaran dan energi atau Siva dan Shakti, atau dalam istilah lontar disebut dengan "bapanta lan babunta" yang kemudian disimbolkan dengan Dwi Aksara, ANG dan AH, 
Demikian prosesnya sampai ke Tri Aksara, Panca Aksara dan Dasa Aksara. 
Penjelasan mengenai Dasa Aksara ini dalam salah satu kutipan artikel BaliWisdom di Fb disebutkan akan bisa anda pahami jika anda memahami 36 Tatwa dalam Tantra dan Siwa Sidhanta dimana dikatakan bahwa :

Saat kita bicara tentang energi dan kesadaran, baik secara modern maupun sebagaimana disampaikan dalam Tantra semenjak ribuan tahun yang lalu, maka energi dan kesadaran bisa dibagi menjadi energi personal dan energi universal, serta kesadaran personal dan kesadaran universal.
Energi dan kesadaran inilah yang kemudian di-channeling dengan melakukan meditasi Dasa Aksara yang sebagaimana disebutkan dalam berbagai Lontar terkait Meditasi khas Bali tentang aksara dan meditasi Kiwa Tengen.
Dalam spiritual, manusia akan menjadi kuat atau lemah, menjadi budak atau tuan atas dirinya, menjadi penuh gangguan psikologis atau damai dan bahagia sangat ditentukan oleh dirinya sendiri.
  • Manusia dan segala konsepsinya tentang kemanusiaannya sendiri (self-concept) adalah bentukan dari berbagai pengalaman (wasanas dan chitta). 
  • Namun saat dia mengalami pengalaman negatif lalu merepresentasikan semua pengalaman negatif itu dengan cara yang negatif ke dalam dirinya (dengan manas-nya) dan dikenal sebagai meaning negatif, maka dia akan menyimpan kesan negatif tersebut dan menjadikan kesan negatif tersebut sebagai "penggerak" atas perilakunya ke depan. 
Sebagaimana ditambahkan;
Manas yang berada dalam otak manusia untuk berfikir itulah disebutkan sebagai Rajendriya, yaitu raja dari semua indriya.
Dan pikiran ibaratnya sebagai tali kendali kuda (pancaindria) yang menarik kereta (tubuh), dan kusir (kecerdasan) adalah pemegang tali kendali;
Ketika anda sudah berhasil mengendalikan pikiran, maka anda akan memiliki kendali atas tubuh anda. Sehingga dengan demikian pikiran yang bersih dan suci kan dapat terpusat dengan baik maka semua indria pun nantinya akan menjadi baik.

Sebagai Renungan :
  • Kisah bermeditasi sendirian di Tapa Wana Kerti, sebuah danau dalam hutan yang amat asri.
***