Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan takut dan khawatir yang tidak menyenangkan (Davison, Neale, & Kring, 2004).
Selain itu, menurut para ahli dalam salah satu jurnal Psikologi Udayana disebutkan :
Menurut Hawari (2013) kecemasan merupakan gangguan dalam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, namun tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas normal. 
Gangguan kecemasan juga dapat diartikan sebagai gangguan psikologis, meliputi ketegangan motorik (bergetar, tidak mampu duduk tenang, tidak mampu bersantai); hiperaktivitas (pusing, jantung yang berdetak cepat dan berkeringat); serta harapan-harapan yang dirasakan dan pikiran mendalam yang dialami oleh individu (King, 2010).
***
Dan sebagai hasil daripada kesalahan-pemahaman, kekeliruan-pandangan, sehingga kecemasan terkadang membawa pikiran tak tentu arah...
Akibatnya, beban-beban kehidupan akan terasa menderitakan-menyengsarakan...
Dan itu pula, disebutkan bahwa diri kita sendiri yang 'mendatangkannya'...
Karena kecemasan pada sesuatu yang tak pasti, kebencian, kesulitan menerima kenyataan hidup dan berbagai pendaman dikatakan akan dapat memberikan dampak emosi negatif lainnya.
Dan semuanya itu sejatinya disebutkan merupakan kuasa kegelapan dalam diri;
Maka untuk mengusir itu, nyalakanlah cahaya terang di hatimu dengan pengetahuan dan pemikiran positif.
Ibaratnya seperti menjalankan Tri Kaya Parisudha,
Dimana Pikiran, kata-kata dan perbuatan positif adalah doa paling ampuh untuk mengatasi kehadiran mereka.
Sebagaimana dalam menjalankan meditasi dikatakan bahwa untuk mengatasi hal tersebut :
Pusatkan perhatian anda kepada suara dan perasaan kepada nafas anda.
Dengan setiap nafas keluar, biarkan stres dan kecemasan yang tersembunyi di dalam tubuh dan pikiran anda lepas bebas.
Ijinkan rasa takut dan keraguan anda pergi.
Dengan setiap nafas masuk,
bayangkan alam yang tenang dan penuh cinta memasuki jantung anda,
dan ke dalam sang diri anda sendiri.
Biarkan pikiran anda berkelana sementara — dan biasanya memang demikian! — lalu secara halus dan sabar bawa ia kembali kepada tugasnya.
***