Ketakutan

Ketakutan berasal dari rasa takut yang dalam bahasa Balinya disebut dengan kata "Nyeh";
Nyeh kalah, artinya awal dari sebuah kegagalan.
Takut ngetel payu makebyos, artinya takut mengeluarkan biaya namun pada akhirnya kehilangan banyak harta. 
Karena rasa takut dan ingin menghindar dari kesengsaraan akhirnya akan mengakibatkan diri kita yang terjerumus pada kesengsaraan itu; 
Sejatinya dalam Hindu Dharma disebutkan bahwa ketakutan yang berlebihan berarti pengingkaran terhadap hukum alam sebagai salah satu penyebab dari penderitaan.
Sehingga hendaknya manusia disebutkan dapat mengubah hidup menuju kebahagiaan duniawi dan rohani yaitu salah satunya dengan cara melaksanakan drwya yadnya bagi semua mahluk yang berarti menjadikan diri sendiri sebagai penyebab kebahagiaan mahluk tersebut seperti halnya dlam memahami ajaran karuna lebih dalam untuk menuju spiritual yang lebih baik agar tercapai kesucian lahir dan bathin.
***
Dan sebagai tambahan, terkadang manusia kebanyakan akan rasa takut;
Takut dengan kesendirian,
Takut kehilangan orang-orang yang mencintai dan/atau dicintai,
Takut kehilangan harta benda,
Takut kepada sepi. 
Dan ketika kaya, manusia akan takut kehilangan harta bendanya, ketika berpacaran ia takut kehilangan kekasihnya, ketika punya keluarga ia takut kehilagan keluarganya. 
Itu semua boleh jadi merupakan kodrat hidup manusia, namun demikian bukan berarti manusia harus kalah dengan kodrat hidup tersebut.
Bahkan manusia dalam kapasitasnya dituntut untuk berlatih menghadapi segala sesuatu yang menjadi kelemahannya. 
Ketakutan manusia akan kesendirian memang suatu hal yang wajar. 
Pada hakikatnya Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan lemah, yang membuatnya selalu membutuhkan orang atau sesuatu selainnya. 
Hanya saja yang jadi persoalan, seringkali ketergantungan manusia kepada selainnya itu menjadikannya melupakan Tuhan, yang seharusnya merupakan satu-satunya tempat bergantung.
Kemudian yang jadi persoalan lagi, 
Ketergantungan manusia kepada selainnya seringkali membuatnya takut pada selainnya itu yang notabene makhluk Tuhan, bukan Tuhan sendiri.
Itulah kenapa dipandang penting bagi manusia untuk melatih kesendirian.
Karena “sunyi” lebih terkait pada kedekatan batin seseorang dengan Tuhannya.
Sunyi dan sepi mempunyai hubungan erat dengan kesendirian. Keadaan diri yang sendiri akan mengundang datangnya sepi, itulah realitas hidup yang akan dialami manusia untuk pertama kali ketika keheningan dan kesepian menghampiri sebagaimana ditambahkan dalam kutipan pasraman rangdilangit.
***
Dan dengan kekuatan energi positif (Cahaya ke-Tuhanan) dalam keheningan dan kejernihan jiwa sebagai vibrasi energi positif;
Karena itu, Sang Jiwa Agung bersemayam dalam diri setiap insan. dan yakinlah, bahwa engkau tak tertaklukan dan memiliki kekuatan seorang ksatria yang tak terkalahkan.
 ***