Pengetahuan Sejati

Pengetahuan Sejati adalah pengetahuan yang berasal dari sumberNya;
Karena sejatinya segala sesuatu yang ada di alam ini berasal dari sumber yang sama.
Dalam memaknai perayaan pagerwesi, dengan memahami pengetahuan sejati itulah dikatakan sesungguhnya merupakan ‘pager besi’ untuk dapat melindungi hidup kita di dunia ini.
Dimana dalam sebuah renungan Yaksa Prasna;
Ketika Yudistira berusaha untuk menyelamatkan saudara-saudaranya dalam mencari air di sebuah telaga ketika menjalani pembuangan di tengah hutan. dikatakan bahwa :
“Pengetahuan sejati adalah ketuhanan dari ketuhanan. Ketenangan sejati adalah hati. Rahmat terdiri dalam berharap kebahagiaan bagi semua orang. Dan kesederhanaan adalah ketenangan hati.’
Diceritakan dalam filsafat kuno, dalam mengenal Tat Twam Asi atau Sira Iku Ingsun (Kamu adalah Aku);
Ada pemuda yang sangat pandai di berbagai bidang ilmu pengetahuan, namanya Svetaketu.
Dalam usia yang tergolong masih muda, Svetaketu telah menguasai berbagai cabang ilmu. Ia baru berusia 24 tahun, namun para cendekiawan dan sarjana senior yang jauh lebih tua mengakui penguasaannya. 
Sayangnya, bersama pengetahuan datang pula keangkuhan (yang masih diliputi sifat rajas).
Resi Gotama sebagai guru dan ayah angkat Svetaketu melihat kesia-siaan putranya. Suatu hari ia memanggil anaknya dan berkata, "Shvetaketu, berbagai cabang ilmu telah kau kuasai, tetapi apakah kau bisa mendengar Ia yang tak terdengar? Merasakan Ia yang melampaui segala macam rasa? Dan, mengetahui Ia yang berada di atas segala macam pengetahuan? Apakah ilmu itu pun telah kau kuasai?"
Svetaketu bingung, setelah membisu sebentar ia menjawab, "Adakah ilmu semacam itu?" 
"Ada, dan kau dapat menguasainya" jawab sang ayah.
"Bagaimana, Ayah? Tolong ajarkan kepadaku." Svetaketu baru menyadari kegagapannya. 
Ternyata masih ada ilmu yang belum dikuasainya. Ilmu yang jauh lebih penting daripada segala macam cabang ilmu yang pernah dipelajarinya.
Resi Gotama menjelaskan, "Tanah liat di seluruh dunia berada di luar jangkauanmu. Namun, segumpal tanah liat berada dalam jangkauanmu. 
Dengan mengetahui sifat segumpal itu, kau dapat mengetahui sifat tanah secara keseluruhan, secara utuh.
Dengan mempelajari sifat benda-benda yang berada dalam jangkauanmu, kau dapat mempelajari sifat Yang Tak Terjangkau!"
"Aku masih bingung, ayah," tanggap Svetaketu jujur.
"Tanah liat itu digunakan untuk membuat berbagai macam peralatan, bahkan mainan, patung, dan lain sebagainya. Bentuk peralatan dan benda-benda itu memang beda, tetapi intinya satu dan sama, tanah liat.
Nama dan sebutan yang kita berikan pada setiap benda beda, namun perbedaan itu pun tidak mempengaruhi inti setiap benda.
Walau berbeda bentuk, wujud atau rupa, maupun nama atau sebutannya, bahan dasarnya masih tetap sama, tanah liat."
"Saya baru paham, Ayah. Terima kasih. Tapi saya ingin tahu lebih banyak... lebih banyak tentang gumpalan tanah yang dapat kupelajari untuk mengetahui sifat tanah liat. 
Adakah kitab yang harus kubaca untuk itu?" Svetaketu masih tidak dapat memisahkan diri dari pengetahuan yang diperoleh dari buku, dari sumber-sumber di luar diri. 
Resi Gotama tersenyum
"Svetaketu, janganlah kau terjebak oleh lembaran kitab.
Pengetahuan yang kau peroleh dari kitab hanyalah satu sisi dari Pengetahuan Sejati. 
Keseluruhannya hanya untuk menyadarkan dirimu bahwa masih ada yang jauh lebih tinggi, lebih mulia
Sesuatu yang tak tertuliskan, tak terjelaskan lewat kata-kata. Pengetahuan Sejati adalah Pengetahuan tentang Sifat yang Satu itu. Segala sesuatu dalam alam ini berasal dari Yang Satu Itu."
Nah demikianlah diceritakan, 
Pengetahuan sejati itu ibaratnya seperti tanah liat yang menjadi sumber dari segala bentuk namun tetap berasal dari sumber yang sama.
Resi Gotama tersenyum, 
"Svetaketu, janganlah kau terjebak oleh lembaran kitab. Pengetahuan yang kau peroleh dari kitab hanyalah satu sisi dari Pengetahuan Sejati. 
Keseluruhannya hanya untuk menyadarkan dirimu bahwa masih ada yang jauh lebih tinggi, lebih mulia. 
Sesuatu yang tak tertuliskan, tak terjelaskan lewat kata-kata. Pengetahuan Sejati adalah Pengetahuan tentang Sifat yang Satu itu. Segala sesuatu dalam alam ini berasal dari Yang Satu Itu."
Dan sebagai renungan untuk kita umat Hindu Dharma disebutkan bahwa :
  • Kemampuan dan ketajaman pikiran bagi manusia sangatlah penting untuk dapat ditingkatkan agar tidak kehilangan arah atau pegangan yang benar.
Oleh karena itu, dikatakan pentingnya memiliki ilmu pengetahuan sejati, agar tidak tenggelam dalam mengarungi lautan kehidupan ini.
***