Keangkuhan

Keangkuhan adalah sifat sombong karena memiliki kelebihan.
Memiliki kelebihan bukan berarti kita bebas memperlakukan orang lain secara semena-mena.
Karena prilaku angkuh merupakan salah satu contoh dari sapta timira sebagai kegelapan pikiran.
Termasuk sifat darpa yaitu asuri sampad sehingga dapat membuat seseorang menjadi bermasalah.
Diceritakan, ada seorang anak yang bernama I LECIR,
Bocah delapan tahun, murid kelas 2 SD, baru saja meraih sebuah medali sebagai pembaca terbaik di kelasnya. 
Ia terbuai dengan kemenangannya, 
Lecir mulai menyombongkan diri di depan pembantunya. 
"Bibi lihat, saya saja yang masih delapan tahun sudah bisa menjadi pembaca terbaik, masa bibi yang sudah tua tidak bisa membaca?"
I Lecir kemudian mengambil buku dan memberikannya kepada bibi. "Nak, saya tidak bisa membaca!"
Sahabat.....INGAT...!!
"Sombong itu seperti burung merak, yang suka memamerkan keindahan bulunya".
Demikian pula I Lecir....
kemudian bergegas ke ruang kerja ayahnya, dan memamerkan kemenangannya dan tentu kesombongannya. 
"Ayah, masak bibi yang sudah tua nggak bisa membaca? Aku ingin tahu seperti apa sih perasaannya melihat buku tapi tidak bisa membacanya?"

Tanpa komentar ayahnya langsung mengambil sebuah buku berbahasa Jepang dari rak dan menyerahkan kepada anaknya. 
"Baca...!!" Katanya.
Lecir yang sombong jadi gelagapan. 
Kata ayahnya,"Perasaan bibi seperti perasaan kamu barusan!"
Sejak hari itu I Lecir tidak lagi menyombongkan diri. Saat mau sombong ia selalu ingat, dia tidak bisa membaca Jepang yang tercetak huruf Hiragana, Katagana, dan Kanji.

Sahabat.....
Cerita pendek ini mengajak kita untuk selalu sadar bahwa "keangkuhan,kesombongan, dan kemabukan merupakan LUBANG yang setiap saat akan menggembosi kebijaksanaan yang kita bangun dengan tidak mudah. 
Memiliki kelebihan bukan berarti kita bebas memperlakukan orang lain secara semena-mena.
Teringat dengan penggalan lagu Bali semasa kecil yang selalu dilantunkan oleh Ibu.....:
Cening-cening-cening sayang
Disubane cening bisa
Bisan cening eda anggona
Meririhin anak buta teken sastra
Terjemahannya :
Anak-anak yang tersayang
Jikalau kamu sudah bisa/punya pengetahuan
Kebisaan/pengetahuan Ananda itu
Jangan dipakai untuk mengolok-olok orang yang buta pengetahuan.
Semoga menjadi renungan bagi kita semua. 
***