Bahuda

Bahuda (Bahudha) adalah gelar atau sebutan Tuhan dengan banyak nama.

Seperti halnya dalam sloka Rg Veda I.164.46 disebutkan Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti dimana dalam Widhi Tatwa dijelaskan :

Tentu anakanda heran, mengapa sampai disebut dengan banyak nama?
Itu, karena sifat Sang Hyang Widhi yang Maha Mulia, Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan tiada terbatas sedangkan kekuatan manusia untuk mengambarkan Sang Hyang Widhi sangat terbatas adanya. Maha Rsi kita hanya mampu memberi sebutan dengan banyak nama menurut fungsinya. 
Dan yang paling utama ialah Tri Sakti (atau Tri Murti) , yaitu : Brahma, Wisnu, dan Siwa yang disebutkan dipuja di Pura Kahyangan Tiga, terdapat di setiap desa adat pekraman di Bali.
Tuhan yang suci, satu-satuNya, tiada yang kedua dalam penghayatan umat Hindu terhadap Hyang Widhi dalam bait Mantram Puja Tri Sandhya, doa yang diucapkan sehari-hari yang diucapkan seperti berikut ini :
0m Tvam sivah tvam mahadevah
Isvarah paramesvarah
Brahma visnusca rudrasca
Purusah parikirtitah
Ya Tuhan, Engkau diberi gelar Siva, Mahadeva, Isvara, Paramesvara, Brahma, Visnu maupun Rudra; Engkaulah yang sering dipanggil sebagai Purusah.
  • Kata na dvitiyo yang artinya hanya satu tidak ada duaNya yang disebut dalam bait ke II kalimat terakhir dari Trisandhya, jelas menunjukkan bahwa agama Hindu memuja satu Tuhan, 
  • Meskipun Beliau dipuja dengan banyak nama seperti Siva, Mahadeva, Isvara, Paramesvara, Brahma, Visnu, Rudra, sebagaimana yang disebutkan dalam bait III Trisandhya.
Bagaimana nama yang banyak ini dapat dimengerti? Untuk hal ini baiklah kami berikan suatu perbandingan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Ada seorang bernama Sunu, jabatannya dalam pemerintahan sebagai seorang Direktur oleh karena itu semua pegawai bawahannya memanggil dengan sebutan Pak Direktur, 
  • Tetapi Pak Sunu ini juga menjadi rektor dari sebuah Perguruan Tinggi, sehingga semua mahasiswanya memanggilnya dengan nama pak rektor, 
  • Disamping itu sebagai manusia yang wajar, Pak Sunu ini juga sebagai seorang suami karena dia punya istri dan anak. 
    • Si istri memanggil dengan sapaan “Bli” yang artinya kakak, 
    • Sedangkan anak-anaknya memanggilnya dengan sebutan “aji’ yang artinya bapak.
Dengan demikian Pak Sunu mempunyai banyak nama, setiap nama yang dipakainya itu benar dalam kaitan dengan fungsinya masing-masing. 
Dalam fungsinya sebagai pemimpin Universitas, nama Rektor itu benar, tetapi anaknya sendiri tidak pernah memanggilnya dengan nama Rektor. 
Apakah nama yang banyak ini berarti bahwa orangnya banyak? 
Ternyata orangnya itu hanya satu yaitu Pak Sunu sendiri. Jadi nama ini erat sekali hubungannya dengan fungsi atau tugas. 

Demikian pulalah Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi) dalam kemahakuasaan atau fungsinya dalam Tri Kona pada setiap ciptaanya,
  • Beliau disebut Brahma pada waktu menciptakan alam semesta dengan segala isinya ini, 
  • disebut Visnu pada waktu memelihara semua ciptaanNya dengan penuh cinta kasih 
  • dan begitu pula Siva pada waktu mengembalikan segala ciptaannya keasalnya.
Namun Ātma sebagai insan kehidupan yang bersumber dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, juga akan dapat bersatu kembali kepada asalnya yang dalam lontar wrhaspati tattwa disebutkan apabila semua selaras dengan ajaran agama yang dapat menuntun umat untuk memupuk kebahagiaan di dunia dan di alam setelah kematian untuk mencapai moksa dengan bersatunya kembali atma pada asal dan sumbernya yaitu Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa, yang biasanya disebut dalam keyakinan beragama dengan banyak nama.
***