Pernyataan ini seolah berarti bahwa Tuhan tidak memiliki sifat-sifat lain apapun.
Seperti halnya yang diucapkan salah satu doa dalam mantra sembahyang sehari-hari;
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih. Engkau asal alam semesta dan satu-satunya kekuatan awal. Engkau yang memelihara semua makhluk,seluruh bumi dan langit. Hamba memuja Engkau. Ya Tuhan Yang Maha Sempuma dan yang membuat alam sempurna.
Om hiranyagarbhah samawartatagrebhùtasya jàtah patireka àsitsadàdhara pritiwim dyam utemam
kasmai dewàya hawisa widhema .....
Dan terkadang pernyataan ini sungguh-sungguh membingungkan orang-orang yang tertimpa nasib malang dan hidup menderita.
Jika Tuhan sungguh maha pengasih dan penyayang,
Mengapa Tuhan membiarkan begitu banyak manusia hidup sengsara karena kelaparan, perang, teror bom bunuh diri, bencana alam, penyakit dan kecelakaan.
Mengapa Tuhan membiarkan kejahatan, kemunafikan, tindak-kekerasan dan berbagai macam perbuatan amoral terus merajalela di masyarakat manusia?
Mengapa Tuhan membiarkan para pembohong, pendusta, penipu dan koruptor hidup enak dan nyaman dalam kesuka-citaan?Mengapa Tuhan membiarkan orang-orang baik-hati, saleh, jujur dan dermawan ditimpa bermacam-macam kesulitan dan kesusahan hidup di dunia fana?
Dan sebagaimana dipetik dalam ajaran Hindu Dharma, ternyata disebutkan bahwa hukum karma phala adalah pengatur kehidupan segala mahluk di alam semesta ini yang telah ditetapkan oleh Tuhan, Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Ajaran karma Phala ini bersifat pasti;
Dimana setiap karma pasti ada hasilnya.
Sesungguhnya Tuhan telah menetapkan aturan kehidupan universal bagi segala makhluk dan alam dunia.
Aturan universal ini adalah hukum karma-phala, sebab-akibat. Karma = perbuatan, dan phala = akibat, buah, hasil atau reaksi.
Karma baik menimbulkan pahala baik dan menyenangkan. Sebaliknya, karma buruk menimbulkan phala buruk yang menyengsarakan.
Begitulah, karena rajin bekerja, seserang punya penghasilan dan hidup senang.
Sebaliknya, jika seseorang malas bekerja, maka dia tidak berpehasilan dan hidup susah. Karena seseorang berwatak congkak, maka banyak orang tidak suka kepadanya.
Hukum Tuhan ini sungguh sederhana, namun ia menjadi begitu komplek karena beraneka-macam perbuatan (karma) yang dilakukan oleh sang manusia dengan beraneka macam akibat (phala) nya.
Demikian disarikan dalam beberapa artikel Hindu Dharma sebagai renungan dalam perjalanan hidup di dunia ini.
***