Dharma Caruban | kutipan lontar ini berisikan tentang tuntunan nampah, ngebat utawi mebat dalam penyelenggaraan
hidangan - hidangan dan upacara keagamaan di Bali seperti caru (tawur) dan Panca Yadnya lainnya.
Dalam lontar Dharma Caruban ini juga disebutkan doa/mantra untuk menyemblih hewan / binatang yang dibedakan berdasarkan jumlah kaki, cara berjalan dll serta mantra untuk menebang pohon dan memetik daun - daun tumbuh - tumbuhan yang akan digunakan untuk upacara yadnya baik dalam pembuatan sate gayah, lawar, brengkes, urab, gorengan, jukut ares dll.
Selain dari pada doa/ pengastawa
yang dilakukan pada waktu menyembelih hewan, maka upakara/bebanten sebagai alat
untuk memohon restu kepada Hyang Widhi
atas tercapainya kesucian roh hewan yang akan disembelih dan keselamatan si penyembelih tersebut sehingga kesucian dari upacara yadnya itu dapat lebih terwujud.
***