Ngayah mebat di banjar, regu duane maan tugas ngilihin sate, hehe |
rasanya pasti enak. coba aja! pasti pas lezatnya humm ...............
Walaupun disebut sesate dalam kata jamaknya, namun bukan semua sesate itu sama,
- baik namanya,
- ramuannya
- demikian pula rasanya.
berbagai jenis sesate yang ada di Bali menggunakan daging hewan pilihan yang dalam sumber kutipan lontar dharma caruban disebutkan antara lain :
- Sate Lembat atau Kreta Semaya, sate ini bahannya terdiri dari daging yang ditumbuk sehingga lumat, berisi gula aren, dan kelapa yang diparut dengan bumbu sebagai berikut : ragi, mica, ginten, tingkih, bawang merah, bawang putih, trasi, kulit jeruk purut, cabai, cekuh, kunyit, garam, santen. Tangkainya bambu raut lalu dililit.
- Sate Asem : dibuat dapri pada daging, kulit, semuanya terpotong potong, serta ditusuk dengan bambu raut yang runcing.
- Sate Pusut : bahannya dari hati yang direbus dipotong-potong lalu ditusuk dalam bambu raut yang runcing dan diisi tiga potong dalam satu tangkai.
- Sate Empol : Sate ini juga disebut sate Kwinda, yang bahannya adalah daging, urat setelah direbus lalu tusuk pada katiknya.
- Sate Kablet : Bahannya berasal dari daging dan kulit setelah direbus lalu dipotong-potong dan setelah ditusuk sate tersebut dililit dengan daging yang tertumbuk lumat lalu direbus.
- sate panyegjeg sebagai panebasan dalam yama purwa tatwa disebutkan sate tersebut berisi nasi setengah matang.
- pada puncak upacara ngenteg linggih diperlukan sate jerimpen atungguh.
- tetandingan banten sesayut plekempa, ring sor nyuhe sane medaging nasi, sate leklet 16 katih, sate asem 16 katih takir medaging rerasmen 16 takir, sami punika genahang ngiterin nyuh sane medaging nasi punika.
Berbagai makna sate pada upakara umat Hindu di Bali | Salah satu budaya kuliner yang terkenal dan banyak jenisnya di Bali adalah kuliner jenis sate. Sate pada filosofi Hindu Bali bukan hanya hidangan, tetapi juga diperuntukkan bagi Dewa-Dewi seperti halnya :
- Sate Galungan atau sate Penawa Sangan merupakan sembilan jenis sate yang menjadi simbol sembilan senjata dewata nawa sanga yang dipergunakan Dewi Durga dalam peperangan melawan Kala jahat untuk menegakan kembali Dharma (kebenaran) di alam semesta ini.
- Sate Linggih, sebagai hidangan yang akan disuguhkan kepada roh leluhur atau jamuan kepada para tamu undangan atau orang yang hadir pada upacara agama tersebut.
- Sate Renteng merupakan simbol awatara Wisnu.
- Sate Ancak Bingin merupakan salah satu dari berbagai variasi bentuk sate renteng.
- Sate Penyeneng Bebek merupakan simbol bumi atau bhuwana agung.
- Sate Caru, bentuk paling sederhana adalah berbentuk sate lembat, sate calon (pentol) dan sate asem, namun semuanya dibuat dalam ukuran mini atau sangat kecil yang mengikuti jumlah urip (nilai angka neptu) dari masing-masing arah.
- Sate untuk Be/Ulam Banten, dibuat saat penampahan galungan yang akan disantap saat hari itu dan juga disiapkan untuk di hari Galungan esokan harinya.
- dll
***