selalu dibuat dua buah dan ditempatkan di samping kanan dan kiri dari banten lainnya, memakai sampyan windha, windha berasal dari kata windhu yang artinya suniya (sunia), dan suniya diartikan alam sunia Sang Hyang Widhi. Dua buah jerimpen mengandung maksud dan makna sebagai simbol lahiriah dan bathiniah.
Dalam penataannya jerimpen mengikuti konsep tatanan; kanistama, madyama dan uttama. Dalam tatanan upakara yang kanistama susunannya lebih sederhana dengan dialasi dulang kecil/sesenden dengan sampyan nagasari.
Tapi dalam tatanan upakara madyama dan uttama biasanya bentuk banten jerimpen ini memakai keranjang jerimpen (badan) dan memakai sampyan windha.
Demikian disebutkan yadnya (banten) jerimpen ini dibuat sebagai simbol permohonan kehadapan Tuhan agar Beliau memberikan keputusan berupa anugrah baik secara lahiriah maupun bathiniah.
***