Gayah adalah punggalan bawi yang berfungsi sebagai winangun urip, mejatah katikan senjata Dewata Nawa Sanga sebagai perlengkapan dari tetandingan banten ayaban bebangkit yang biasanya digunakan dalam upacara pecaruan.
Dimana dengan dasar sate renteng/Gayah Durga Dewi itu adalah perlambang penciptaan dunia oleh Bhatara Siwa beserta saktinya sebagaimana dikisahkan dalam mithologi Detya Kala Dwija.
Sebagai perlengkapan upacara yadnya, perlengkapan untuk membuat gayah disebutkan beberapa diantaranya sebagai berikut :
- Ditambah mejatah katikan-katikan: bagia, orti, surya candra, tunjung, cempaka, pidpid, sapudaki, konta, japit dumi, oret-oret, satuh, don,jerimpen, ancak, penyeneng, sandat, endongan, satuh, bingin.
- Dilengkapi dengan sate gayah / tungguh, tegeh atau yang lainnya dimana dalam upacara Agama Hindu, oleh dianaclaim disebutkan bahwa :
- Bebangkit adalah simbol energi.
- Tetapi, Sate ini adalah energi yang masih bersifat negatif, yang kemudian menjadi positif setelah diberikan puja mantra oleh Ida Pedanda dengan diberi laba caru yang ada di bawahnya.
- Ada berbentuk daging jejaring, isin jeroan babi, kober (bendera), payung dan lain-lainnya yang menggambarkan isi bhuhloka (Mayapada) yang bersifat Tamas (negatif).
Karena masih bersifat Negatif maka sarananya dibuat dari daging babi. Daging babi dalam agama Hindu bersifat tamas, yaitu negatif. Atribut-atribut penting dalam sate ini antara lain berbentuk sate babi dalam berbagai hitungan urip menurut kiblat penguasa penjuru angin, yaitu Dewa Nawa Sanga dengan segala macam senjatanya.
Sate "Senjata Dewa Nawa Sanga" dalam Gayah.
Sate "Senjata Dewa Nawa Sanga" dalam Gayah.
- Sate Asem, terbuat dari lemak, usus halus atau jeroan lainnya. Ia merupakan simbol Cakra, senjata Dewa Wisnu.
- Sate Suduk Ro, terbuat dari daging. Ia melambangkan Angkus, senjata Sang Hyang Sankara.
- Sate Jepit atau sate lembat merupakan simbol Bajra, senjata Dewa Iswara.
- Sate Jepit Balung melambangkan Naga Pasa, sebagai senjata Sang Hyang Mahadewa.
- Sate Kuung dibuat dari lemak yang menempel pada kulit atau daging. Sate ini juga disebut sate cempaka karena bentuknya menyerupai bunga cempaka. Sate ini simbol Padma, senjata Sang Hyang Siwa.
- Sate Srapah terbuat dari lambung babi atau jeroan lainnya. Sate ini melambangkan Dupa, senjata Sang Hyang Mahesora.
- Sate Sepit Gunting terbuat dari lemak yang menempel pada kulit babi dan hati. Setelah direbus matang kemudian digoreng hingga kering. Sate ini merupakan simbol Trisula, senjata Dewa Sambu.
- Bahan sate letlet adalah daging yang digiling lumat, dicampur dengan santan kental dan diisi bumbu. Sate ini melambangkan Moksala, senjata Dewa Rudra.
- Sate lembat dibuat dari serat daging paha, ditumbuk atau digilas halus, dicampur bumbu ulig (bumbu yang digilas), diisi kelapa yang telah diparut. Sate ini simbol Gada, senjata Dewa Brahma.
***