Kober

Kober adalah selembar kain bergambar pewayangan seperti wenara yang disebutkan menyiratkan bahwa menjadi manusia itu tidak boleh ingkar janji dan menyombongkan diri dengan kesaktian & keahlian yang dimiliki.
Berbentuk seperti bendera yang diikatkan pada sebuah tombak sebagai bagian dari pengawin;
Dengan adanya penggunaan umbul-umbul, tombak dan kober juga akan selalu mengingatkan dengan peristiwa Arjuna dengan Hanoman yang dalam fungsi upakara dalam kehidupan di Bali sebagai penebus janji.
Diceritakan pada zaman dahulu, Prabu Yudistira bermaksud membuat istana yang indah maka disuruhlah adik-adiknya mencari contoh istana yang bisa akan ditiru.

Dalam persidangan arjuna melaporkan bahwa konon ada istana yang sangat indah yaitu istana alengka tempat Dewi Sita disita oleh Rahwana.
Dimana katanya matahari selalu bersinar lembut dan angin yang datang setelah datang daistana ini menjadi sepoi-sepoi basa dan sebagainya. 
Akhirnya Yudistira mengutus Arjuna untuk pergi kesana dan Arjuna minta bantuan Krisna untuk menganter kesana di dalam perjalanan menuju Alengka setelah sampai di tepi pantai, menyebrang ke alengka maka dilihatlah jembatan yang dahulu dibuat oleh bala bantuan tentara monyet dari Sri Rama.
Krisna dan Arjuna tertegun termenung dengan pikirannya masing-masing setelah melihat jembatan Situbanda itu.
Sri krisna terkenang dengan penjelmaannya yang dahulu pada waktu beliau berinkarnasi lahir sebagai Rama Dewa dan terinagt serta rindu pada kesetiaan Hanoman.
Kerinduan ini menyebabkan Hanoman yang sedang bertapatertarik oleh kerinduan Sri Krisna (Rainkarnasi Wisnu) dan datang meloncat kehadapan Sri Krisna.
Dilain pihak Arjuna berkata kepada Sri Krisna “kanda saya kok tidak percaya pada kehebatan
Hanoman Sugriwa, anila dan kera yang lainnya yang dikatakan begitu sakti mengapa mebuat jembatan yang sebegini mengambil waktu beberapa hari.
Saya dengan sekejap saja bisa membuatnya kata arjuan dan ini didengar oleh Anoman dan berkata “ya Arjuna bala tentara Sang Rama adalah banyak sekali sebab itu kami membuat jembatan yang kokoh”, 
Arjuna menjawab “ ya saya bisa membuat jembatan yang kokoh barang siapa yang bisa mematahkan jembatan saya saya akan sembah”.
Kalau begitu cobalah kata Hanoman. Arjuna mengambil panah Naganya dan begitu dilontarkan dan lansung menjadi jembatan yang kokoh yang sejajar dengan jembatan yang sudah ada, kemudian Hanoman meloncat keatas jembatan itu dan begitu meloncat patahlah kembatan itu, 
Sri Krisna melihat kejadian itu lalu melepaskan panahnya lagi sehingga jembatan itu kembali sebagaimana semula dan Hanoman mencoba mematahkan lagi tetapi tidak bisa, sadarlah hanoman bahwa yang di hadapinya itu adalah junjungannya Sang Rama Dewa yang lahir kembali menjadi Sri Krisna lalu mendekatinya mau menyembahnya. 
Sebaliknaya Arjuna mendekati Hanoman untuk meyembahnya karena jembatan yang dibuatArjuan telah bisa dipatahkan oleh Hanoman tetapi Hanoman menolak dengan mengatakan bahwa manusia tidak boleh menyembah binatang karena dia masih berupa Monyet.

Arjuna berkeras untuk menyembah dengan mengatakan “ saya adalah kesatria Pandawa, saya tidak boleh ingkar pada kata-kata saya” perdebatan ini akhirnya diketahui oleh Sri Krisna dengan menasehati Arjuna janganlah merasa diri sakti bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang sakti hanya Ida Sanghyang Widhi Yang Maha sakti sebab hanya beliaulah yang patut disembah. 
Namun agar hutang sembah Arjuna bisa dilunasi maka dikutuklah jembatan yang dibuat Arjuna itu sebagai umbul-umbul, dengan pesan agar manusia jangan takabur seperti Arjuna. 
Maka dimanapun ada parhyangan atau palinggih Dewa maka di mukanya dipancangkan umbul-umbul dan kober (bendera) bergambar wanara.
***