"Bhatara Hyang" Genijaya (Gnijaya; Hyang Agni Jaya) adalah Beliau yang dihormati dan dipuja sebagai pencetus konsep sapta giri dalam upaya untuk menjaga kesucian atau kelestarian hutan dan pegunungan yang ada di Bali baik secara sekala maupun niskala yang merupakan bagian dari sad kerti untuk menjaga vibrasi energi positif spiritual dalam aktifitas keagamaan di pulau dewata ini.
- Beliau merupakan putra dari Hyang Aji Pasupati sebagaimana tertulis dalam Purana Dewa Tatwa, yang kedatangannya ke Bali juga disertai oleh Begawan Maya Cakru seorang brahmana sakti.
- Dan memiliki seorang putra bernama Mpu Withadharma Çri Mahadewa yang juga disiplin dalam melakukan yoga semadi dengan teguh.
Setelah beberapa tahun antaranya, saat itu pada hari Selasa Keliwon wuku kulantir, sasih kalima, Purnama di Bulan Nopember, tahun Caka 31, meletus pula gunung Agung itu.Setelah itu disebutkan, datanglah Bhatara Hyang Genijaya yang kemudian berparhyangan di Gunung Lempuyang.
Di Gunung Lempuyang ini, sebagaimana dijelaskan terdapat sebuah Pura Lempuyang, yang dulunya digunakan Ida Bhatara Hyang Genijaya melaksanakan yoga samadhi sampai mencapai kesempurnaan bathin amoring acintya......Dalam pendakian spiritual di Pura Tirtha Sunia Mertha disebutkan perlambang Ida Bhatara Hyang Genijaya yang disimbolkan dengan warna putih yang selalu berhubungan dengan kesucian (rokhani) dan sebagaimana disebutkan pula bahwa,
Ida Bhatara Hyang Genijaya menciptakan tirtha berwarna putih yang terkandung di dalam tirtha sunia mertha sebagai penegak dharma kerokhanian, kebenaran dan keadilan.Bhatara Genijaya dalam kutipan babad kayu selem juga diceritakan, ketika çri Jayapangus wafat, Bali kembali menjadi lengang sebab tidak ada raja yang membimbing penduduk Bali.
Menyadari hal ini Bhatara Putrajaya, Bhatara Genijaya serta Hyang Catur Purusa bersama sama pergi ke Jambudwipa menghadap Bhatara Hyang Pramesti Guru untuk memohon agar ada raja yang memerintah di Bali.
Permohonan beliau dipenuhi dan sesuai dengan hasil pertemuan para dewa, diputuskan Mayadanawa menjelma turun ke Bali sebagai putra dari Bhagawan Kasyapa dengan Dyah Wyapara.
Mayadanawa selama memerintah di Bedahulu didampingi oleh seorang patih yang
amat terkenal bernama Kala Wong dan pusat pemerintahannya terletak di
Batànar (Pejeng). untuk memegang tampuk pemerintahan.
Demikianlah disebutkan yang dikutip dari berbagai sumber referensi.
Demikianlah disebutkan yang dikutip dari berbagai sumber referensi.
***