Jambudwipa

Jambudwipa adalah sebuah dataran luas yang biasanya juga disebut dengan paparan sunda, dimana dahulu karena bentuknya yang mirip buah jambu air maupun jambu mede sehingga disebut dengan Jambu Dwipa.
Ketika itu diceritakan bahwa Pulau Bali amatlah lengang sebab tidak ada raja yang membimbing penduduk Bali. 
Menyadari hal itu, Bhatara Putrajaya, Bhatara Genijaya serta Hyang Catur Purusa bersama sama pergi ke Jambudwipa menghadap Bhatara Hyang Pramesti Guru untuk memohon agar ada raja yang memerintah di Bali.
Permohonan beliau dipenuhi dan sesuai dengan hasil pertemuan para dewa, diputuskan bahwa Mayadanawa menjelma turun ke Bali sebagai putra dari Bhagawan Kasyapa dengan Dyah Wyapara.
Konon, sekitar 11.500 tahun yang lalu dalam sebuah Taman Dharma berkaitan dengan sejarah Agama Hindu diceritakan bahwa terjadi banjir besar kedua yang mengakibatkan Paparan Sunda terbelah menjadi beberapa bagian. 
Dataran tinggi berubah menjadi beberapa pulau, sedangkan dataran rendah terendam lumpur di bawah laut. 
Paparan Sunda yang tadinya tersambung dengan anak benua India (sekarang terdiri dari Negara India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Myanmar dan Bhutan), menjadi bagian yang terpisah.
Sebelum terbelah pulau utama dikenal sebagai “Jambudwipa”, yang bisa diartikan karena bentuknya yang mirip buah jambu air maupun jambu mede, atau juga karena ukurannya yang “jumbo” dibandingkan pulau-pulau di sekitarnya.
Setelah terbelah menjadi beberapa bagian Paparan Sunda mulai dikenali dengan berbagai nama pulau-pulau. 

Kisah Ramayana yang ditulis oleh Begawan Valmiki sekitar 8,000 SM, ada menyebutkanYavadvipa, Java, atau Jawa. 
  • Yava sering diartikan sebagai barley putih, atau sorgum, atau juga biji-bijian putih, padi-padian. 
  • Hal ini mengindikasikan bahwa Yavadvipa merupakan penghasil padi-padian.(ada beberapa kode yang dapat mengarahkan bahwa Kisah Ramayana terjadi di Jawa, seperti Majalengka di kaki G. Ciremai yang merupakan singkatan dari Maharaja Alengka, maupun Hanoman yang merupakan pengartian Anom yang dalam Bahasa Jawa berarti muda – ctt. penerj. )
Proses menjadi ribuan pulau besar dan kecil berlangsung selama ribuan tahun. Banyak nama baru yang diperkenalkan seperti halnya :
  • Svarnabhumi, atau Svarnadvipa – yang sekarang dikenal sebagai Sumatra, pulau kedua terbesar setelah Yavadvipa, atau Jawa Pra-Sejarah Svarna dalam Sansekerta berarti “emas”; 
  • Dan bhumi sebagai “tanah”, sedangkan dvipa berarti pulau. 
Pulau Bali juga dikenal dengan nama Bali Dwipa dimana juga disebutkan bahwa dijaman keemasannya aci-aci mulai lagi dilaksanakan antara lain Hari Raya Galungan sebagai perayaan kemenangan dharma melawan adharma sehingga segala aspek kehidupan kini terkendali oleh ajaran-ajaran agama sebagai landasan dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
***