Brahmacarya

Brahmacarya merupakan tahapan awal seorang manusia untuk mulai belajar agar mengenal hakikat & tujuan dari kehidupan ini.
Hana n pwa marganta muliheng swarga, tan sangsaya rahadyan sanghulun kabeh, marya nghulun brahmacarya, ametanakbi panaka ni nghulun.
Seperti dalam pitra puja disebutkan;
Ada banyak jalan untuk tuan pergi ke sorga. Namun janganlah tuan ragu dan takut untuk mengenal arti hidup ini sebenarnya. 
Artinya, tidak sekedar belajar dalam arti lumrah, tetapi “belajar” dalam artian mencari kesejatian diri, siapa diri kita, dari mana diri kita berasal, dan kemana kita setelah mati ?
Seperti halnya disebutkan dalam ajaran aja wera, antara larangan & tuntunan;
Karena umat Hindu dikenal taat dan disiplin dalam menjalankan ajaran agamanya, terutama yang berkaitan dengan ritual (yadnya).
Sehingga, walaupun relatif tidak menguasai landasan tattwa-jnananya, seperti teologi dan filosofinya, umat Hindu merasa mantap dan penuh keyakinan melaksanakan kewajiban ritualnya.
Dan Brahmacarya sejatinya berasal dari kata Brahmacari+Acarya;
  • Brahmacari artinya tingkat kehidupan berguru.
  • Acarya merupakan guru kerohanian.
Atau dengan kata lain belajar memahami hakikat diri kita  dan tujuan  dari kehidupan  ini  sebenamya. 
Dapat  pula dianalogikan, bahwa masa belajar (brahmacrya) ini  sebagai  fase  pembelajaran  pertama  dan utama sekaligus  proses pembekalan seseorang yang bagaikan  melakukan perjalanan jauh nan panjang.
Sehingga amat penting diberikan peta yang berisi gambaran kemana kakinya mesti melangkah dalam mencari dan mencapai tujuan hidupnya, moksartham jagadhita ya ca iti dharmah.

Dan sejatinya setiap manusia memiliki potensi kemuliaan tersendiri dimana dalam filsafat pendidikan menurut pemikir Hindu dikatakan :
Penciptaan  kepekaan  terhadap  kehidupan merupakan  pendidikan  sejati  atas  manusia. 
Manusia  yang tanpa diimbangi proses belajar disebutkan merupakan korban dari kebodohan atau avidya; itulah sebabnya ia menderita di dunia ini akibat hasrat keduniawiannya; dan dia tidak bisa bersekutu dengan Realita kedewataan, hidupnya  juga akan menjadi serangkaian misteri tak terjawab.
Pendidikan seperti dalam brahmacarya ini juga membantu manusia menyadari  ‘Percikan  Brahman’  yang ada dalam dirinya; pendidikan  mengentaskannya  dari segala hasrat duniawi yang menjerumuskannya di dunia.
***