- Bagaimana kita dapat memaksimalkan potensi diri kita jika kita tidak mengerti & menyadari siapa diri kita yang sebenarnya?
- Bagaimana kita memaksimalkan potensi diri jika kita selalu memandang rendah diri sendiri..?
Dalam Hindu Dharma disebutkan bahwa Potensi diri dapat dijabarkan menjadi 3 kekuatan yaitu :
- Icchaa Shakti yaitu : The Power of Firm Will, Kekuatan Niat, Tekad yang Bulat.
- Gyaan / Jnana Shakti yaitu : The Power of Expansive Wisdom, kekuatan kebijaksanaan yang meluas dan meliputi segalanya.
- Kebijaksaan yang memperluas wawasan kita.
- Sesuatu yang mempersempit wawasan bukanlah kebijaksanaan. Itu adalah pengetahuan belaka.
- Kriya Shakti yaitu : The Power of Right and Effective Action, Kekuatan Tindakan yang Tepat dan Efektif, Berguna.
Demikian pula dalam diri manusia, sejatinya potensi diri manusia disebutkan sesungguhnya luar biasa dahsyatnya.
Lihatlah hasil karya potensi diri manusia di muka bumi ini.
Baik dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan maupun dalam hal kemajuan teknologi saat ini.Namun sejatinya manusia masih memiliki 90% potensi yang masih terpendam di dalam diri dan dibiarkan sia-sia begitu saja yang dalam Hindu Darma dikatakan bahwa :
Jika sesuatu hal yang telah menjadi KEYAKINAN, maka potensi diri secara otomatis tergerak untuk merealisasikan apa yang diyakini.
Demikian juga jika sugesti mampu menjangkau pikiran alam bawah sadar maka keyakinan akan resource di dalam dirinya akan mempertahankan keyakinan tersebut dan untuk terus mengejarnya.Perkembangan potensi manusia tentunya tidak akan berkembang pesat sebagaimana yang juga dikatakan oleh Sabda Langit terkait alam sadar & bawah sadar;
apabila mental spiritual, mental pikiran masih terbelenggu oleh sistem nilai di alam bawah sadar.
Agama pun sesungguhnya bukan untuk mengungkung mental, mengurung kesadaran dan kebebasan berfikir, serta membelenggu kemampuan jelajah spiritual manusia.
Sebaliknya, sungguh ideal di saat mana agama dipahami sebagai guidance (pemandu jalan) agar potensi dan prestasi manusia mampu mengembangkan potensi berfikirnya secara maksimal, dengan orientasi yang terarah, bermanfaat dan sebagai berkah bagi alam semesta dan seluruh isinya.
Peran semua agama bukan untuk membatasi perkembangan potensi diri, kreatifitas dan inovasi manusia.
Melainkan menjaganya agar jangan sampai inovasi manusia disalahgunakan sehingga membuat kerusakan-kehancuran di muka bumi.
Sebagai contoh, bila Anda percaya bahwa Tuhan, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu akan dimanfaatkan bagi kesejahteraan umat, serta menjaga dan melestarikan anugrah Tuhan berupa lingkungan alam.
Dapat dibayangkan apabila manusia mampu mendayagunakan potensi diri yang lebih besar lagi, hingga mencapai 50 % nya saja.
Sebab biar seberapapun kemajuan dan kedahsyatan potensi manusia seperti contoh di atas, kenyataannya bagian yang 90% potensi masih terpendam di dalam diri dan dibiarkan sia-sia begitu saja.
Maka tugas kita adalah bisa membuka, menggali, mengenali, mengembangkan, lalu memanfaatkan potensi diri lebih baik daripada hari ini.
Bukan untuk mengejar kepentingan pribadi, melainkan untuk menggapai kebaikan yang lebih utama, yakni dengan memanfaatkan hidup kita agar berguna bagi sesama, seluruh makhluk, dan lingkungan alam.Dalam bimbingan ketrampilan hidup yang berlandaskan Tri Hita Karana dikatakan bahwa program pendidikan keterampilan hidup di masyarakat dan sesuai dengan potensi desa yang ada.
Seperti yang tertuang dalam filosofi Tri Hita Karana yang wajib dijaga dan dikembangkan.
Sehingga perlunya penguasaan kecakapan umum keterampilan hidup (general lifeskills) sebagai landasan dalam memperoleh dan memahami keterampilan berpikir dan keterampilan bertindak di dalam belajar dan bekerja di masyarakat.
***