Dwi Jati

Dwi Jati ("Dwijati") berasal dari dua suku kata yaitu "Dwi & Jati", Dwi = 2 sedangkan Jati berasal dari akar kata "Ja" yang berarti lahir sehingga,

Dwi Jati adalah lahir untuk kedua kalinya (reinkarnasi) sebagaimana disebutkan sesana pinandita sebagai seorang sulinggih
  1. Lahir yang pertama sebagai bayi dari kandungan ibu,
  2. Lahir yang kedua dari guru suci nabe melalui upacara mediksa
Dalam Lontar Siwa Sasana disebutkan bahwa ”sejak seseorang mendapat diksa dalam upacara penyucian ini, mereka dikenal sebagai Dwijati dan dari padanya diharapkan mulai mematuhi segala peraturan kebrahmanaan”.

Rohaniawan/pandita dan pinandita yang melalui proses tata upacara diksa inilah yang mempunyai wewenang luas dan lengkap dalam pelaksanaan Loka Pala Sraya itu yakni wewenang dalam memimpin atau menyelesaikan berbagai yajña termasuk dalam memberikan Air Suci (Tirtha).

Seorang Dwijati disebutkan pula dalam kesulinggihan dalam Stiti Dharma Online, Seorang Dwijati yang sudah berubah dibanding ketika masih “walaka” yaitu:
  1. Amari Sesana, artinya perubahan kebiasan dan disiplin kehidupan,
  2. Amari Aran, artinya perubahan nama (Bhiseka),
  3. Amari Wesa, artinya perubahan tata berpakaian.
Sehingga beliau yang telah melaksanakan upacara “dwijati” ini, yang dalam siwa buddha disebutkan mereka yang telah dapat menjalankan dharma “Kabrahmanan”.
***