Amari Wesa

Amari Wesa artinya tata berpakaian untuk seseorang yang sudah di dwi jati atau di diksa.

Dalam sekar alit disebutkan berpakaian putih-putih dan gulungan rambut seorang sulinggih yang dikenal dengan Aketujata sebagai lambang dari orang-orang yang berjiwa suci yang akan menjadi panutan.

Mereka disebutkan tidak boleh lagi berlaku seperti ketika masih dalam status Walaka, misalnya memakai celana panjang, memakai celana atau baju jeans, menggunakan perhiasan, berpakaian seksi dan lain-lainnya. 

Seorang yang sudah didiksa atau Dwi Jati tidak masih berstatus Walaka tetapi ia sudah berubah status menjadi Sulinggih atau Pandita oleh karena itu, seorang Sulinggih wajib menggunakan pakaian kesulinggihan seperti :

1. Pakaian Sehari-hari
  • Untuk Sulinggih/Pendeta laki-laki
    • Kain putih
    • Selimut kuning bertepi putih
    • Ikat pinggang putih
    • Keluar rumah (griya) harus memakai tongkat
    • Boleh memakai jubah (kwaca rajeg)
  • Untuk Sulinggih/Pendeta Istri
    • Kain yang dasarnya kuning (boleh berkembang namun warna dasar kuning masih tetap dominan)
    • Baju putih
    • Selendang kuning
    • Ikat pinggang putih
2. Pakaian Untuk Memuja
Seorang Sulinggih memiliki aturan-aturan khusus di dalam melakukan tugas pekerjaan (Ngelokapalasraya) khususnya dalam tatanan berpakaian. Untuk itu seorang Sulinggih ketika sedang memuja (Ngelokapalasraya) maka wajib menggunanakan pakaian memuja seperti :
    • Sampet : Secarik kain yang dilipat pada dadanya
    • Rudrakacatan Genitri: pada kedua buah bahunya
    • Gondala ; anting-anting
    • Guduita; gelang genitri pada pergelangan tangan
    • Kanta Bharana; perhiasan pada lehernya
    • Karna Bharana ;perhiaan pada telinga/karna
    • Amakuta :bermahkota atau meketu (Bhawa)
Demikian ditambahkan suartawan_indra dalam dalam sasana yang sudah didiksa yang dikatakan sebagai kode etik atau sasana yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.
***