Gangga

Gangga adalah sungai paling suci di dalam Hindu, Dewatanya Dewi Gangga sesuai dengan apa yang tertulis dalam Weda dan berbagai purana suci lainnya yang sejatinya disebutkan bahwa :
  • Dahulu diceritakan Sungai Gangga tidak ada di Bumi ini,
  • Gangga hanya mengalir di surga yang berfungsi untuk menghapuskan segala dosa – dosa manusia dan mensucikan atman para leluhur.
    • Oleh karena ke-tujuh sungai suci itu telah bermuara ke laut Hindia, dan laut itu menyatu di seluruh dunia, maka para Maha-Rsi di Bali sejak abad ke-6 ‘memandang’ bahwa air laut sudah mengandung unsur-unsur sapta gangga.
    • Maka kita cukup menganyut abu ke laut di mana saja (di Bali atau di luar Bali).
Dalam sebuah perjalanan ke Pulau Nusa Ceningan, disebutkan pula bahwa Tirta Gangga untuk genah melukat Astangga yang bersumber dari dalam bumi. 
  • Karena semua air yang bersumber dari dalam bumi dan alami disebut tirta gangga. 
  • Tirta Gangga sendiri terjadi karena buah kutukan Dewi Parwati yang mengatakan bahwa Tirta Gangga akan selalu membersihkan kekotoran manusia.
Dimana dalam mitologi Ganesa diceritakan bahwa :
Pada suatu ketika ibunya Dewi Parwati ingin mandi dan karena tidak ingin diganggu, ia berpesan kepada Ganesa, 
agar tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya selagi Dewi Parwati mandi dan Ganesa hanya boleh melaksanakan perintah Dewi Parwati saja.
Dalam beberapa upacara dan teks-teks kuno disebutkan bahwa :
  • Dengan memohon kesucian air suci gangga melalui mantra weda dalam melukat agar air tersebut diberi daya kekuatan untuk membersihkan sarira kita.
  • Sapta Gangga dalam upacara nganyut disebutkan : 
    • laut / segara dapat dipandang sebagai perwakilan ketujuh sungai sapta gangga.
    • Melalui sungai Gangga, Yamuna, India Selatan dan India Belakang, Rsi Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia.
  • Dewi Gangga disebutkan dalam kisah Adi Parwa sebagai istri dari Raja Santanu.
  • Dahulu Gangga tidak ada di Bumi, Gangga hanya mengalir di surga.
  • Gangga melambangkan kesejukan, kemurnian hati, pengampunan, kasih sayang dan kesucian. 
  • Gangga memperkaya kehidupan spiritual bagi jutaan pemeluk agama Hindu yang meyakini dan memuja Gangga sebagai salah satu perwujudan dewata. 
  • Diyakini Gangga turun kedunia untuk menghapuskan segala dosa – dosa manusia sehingga manusia dapat mencapai pembebasan yang abadi atau moksha.
  • Juga dikisahkan generasi ke tujuh dari raja Sagara, yaitu raja Bhagirata | seorang raja yang amat adil dan bijak. 
    • Raja bhagirata bertekad untuk menyelamatkan para leluhurnya yang masih ada di dunia bawah dengan menghadirkan Gangga di Bumi.
    • Setelah melewati banyak hal dan tempat akhirnya aliran dari Gangga ini mencapai tempat dimana abu dari putra - putra dari raja Sagara, 
    • leluhur dari raja Bhagirata berada yang akhirnya terbebaskan dari dunia bawah, dari segala dosa dan mencapai surga.
Gangga sebagai air suci dalam beberapa upacara yadnya juga disebutkan :
  • Dalam upacara Nyekah disebutkan, setelah dilakukan upacara mapralina sebagai kelanjutan dari membuang panca tan matra serta mensucikan atma dengan air sungai suci yang bermuara ke laut, 
    • sehingga laut dapat dipandang sebagai perwakilan ketujuh sungai sapta gangga tersebut.
    • yang dalam ngelanus diwujudkan dengan 
      1. Ngadegang Puspa Lingga diakhiri dengan 
      2. Nganyut ke Segara (di hanyutkan laut).
  • Memohon kesucian air suci gangga melalui mantra weda juga dapat diucapkan sebagai berikut :
    • Dalam melukat :
      •  Om Salilam wirnalem toyem, toyem tirthasya bajanam Subhiksa ya samataya, dewanam lisana-sanam.
        Makurah, nginum, meraup (sebanyak tiga kali), mantra;
        Om Pawitram gangga tirthaya, mahabhuta mahodadi Bajra prani maha tirtham, papasanam kalinadem
    • Memohon / Ngastawa Sanghyang Tirtha melalui mantra weda Dewi Gangga dengan kembang, diiringi Genta sebagaimana penjelasan dalam Surya Sewana (Oleh :Jero Mangku Sudiada-Cilegon) di fb, disebutkan dapat diucapkan sebagai berikut :
"Om Pranamya baskara dewam, sarwa klesa winasanam, pranamia ditya siwartham, bukti mukti warapradam.
Om Apsu dewa pawitrani, Gangga dewi namostute, sarwa klesa winasanam, toyanem parisuddhayate, sarwa papa winasini, sarwa roga wimosana, sarwa klesa winasanam sarwa bhogam awapnuyat.
Om Pancaksaram maha tirtham, pawitram papa nasanam, papa koti sahasranam, agadam bhawet sagaram.
Om Gangga saraswati sindhu, wipasa kausiki nadi, yamuna mahatisrestha, Sarayusca mahanadi.
Om Gangga dewi mahapunye, gangga salan-ca medini, gangga kalasa samyuktem, gangga dewi namo stute.
Om Sri gangga maha dewi, anuksmamrtam jiwani, om karaksara bhuwanam, padamrta manohara. 
Om Utpattika surasas-ca, uttpati ta wa go ras ca, uttpati sa-ba-i-ta-n-ca, uttpati wa sri wahinam.
Om Bhur Bhuwah Swah, maha gangga pawitrani ya namah swaha" 
(kemudian kembang dimasukkan kedalam sangku)
 ***