Mitologi Ganesa

Mitologi tentang Ganesa dalam kitab Siwa Purana disebutkan, Ganesa sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya yang dalam kisahnya diceritakan, 

Pada suatu ketika ibunya Dewi Parwati ingin mandi dan karena tidak ingin diganggu, ia berpesan kepada Ganesa,
  • agar tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya selagi Dewi Parwati mandi dan 
  • Ganesa hanya boleh melaksanakan perintah Dewi Parwati saja. 
Pesan dan perintah itu sebagaimana disebutkan dalam filosofi Dewa Ganesa artikel fpmhd-unud, dilaksanakan Ganesa dengan baik.

Alkisah diceritakan Dewa Siwa, suami Parwati yang hendak masuk ke rumahnya, namun Beliau tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. 

Ganesa melarangnya karena ia melaksanakan perintah Dewi Parwati. Dewa Siwa menjelaskan bahwa ia suami dewi Parwati dan rumah yang dijaga Ganesa merupakan rumahnya juga. 

Namun Ganesa tidak mau mendengarkan perintah Dewa Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak mendengar perintah siapapun.

Akhirnya Dewa Siwa kehabisan kesabarannya dan bertarung dengan Ganesa. Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Dewa Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala Ganesa.

Ketika dewi Parwati selesai mandi, ia mendapati putranya sudah tak bernyawa. Ia marah kepada suaminya dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali. Dewa Siwa tersadar akan perbuatannya dan ia menyanggupi permohonan istrinya.

Atas saran Dewa Brahma, Beliau mengutus abdinya untuk memenggal kepala makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara. 

Ketika turun ke dunia abdinya tersebut mendapati seekor gajah dengan kepala menghadap ke utara. Kepala gajah itu pun dipenggal untuk menggantikan kepala Ganesa, dan itulah disebutkan, 
  • kenapa Ganesa berkepala gajah,
  • dan diberi gelar Dewa keselamatan untuk menyelamatkan seseorang sebelum ia memulai pekerjaanya.
Ganesa dipuja sebagai Dewa Winayaka dalam penggambaran arca di Goa Gajah, peninggalan sejarah abad ke-11 dalam Berita Bali, disebutkan untuk mendapatkan tuntunan Tuhan dalam mengembangkan hidup yang bijaksana. Kemampuan menghadapi tantangan dan mengembangkan kebijaksanaan ini sebagai langkah awal untuk meraih hidup yang damai dan sejahtera di bumi ini.
***