Segara

Segara adalah lautan dalam bahasa sansekertanya yang dipandang sebagai perwakilan dari aliran sungai sapta gangga yang menyatu ke seluruh dunia.

  • Dalam makna filosofis berkaitan dengan sesajen / tetandingan banten, garam / uyah dikatakan merupakan sari-sarinya laut.
  • Dan upaya menjaga kelestarian secara sekala & niskala dengan prinsip samudra kerti yang meliputi pantai dan lautan disebutkan merupakan pekerjaan yang amat mulia.
Di Bali, laut juga biasanya disebut dengan istilah "Pasih", seperti halnya dikatakan oleh rerama, "Bantes ajaka ked di pasih den kal kanggoang?"

Banyak ragam aktivitas & omongan yang ada di lautan tetapi seisi lautan tak pernah mengeluh.

Diceritakan pada suatu hari seorang anak kehilangan sepatunya di laut lalu dia menulis di pinggir
pantai...,
LAUT INI MALING.....

Tak lama kemudian datanglah nelayan yang membawa hasil tangkapan ikan begitu banyak, lalu dia menulis di pantai.....
LAUT INI BAIK HATI....

Seorang anak tenggelam di lautan lalu ibunya menulis di pantai....
LAUT INI PEMBUNUH.....

Seorang berperahu dan dihantam badai, lalu menulis di pantai....
LAUT INI PENUH MARABAHAYA

Tak lama datang lah seorang lelaki yang menemukan sebongkah mutiara didalam lautan, lalu ia menulis di pantai....
LAUT INI PENUH BERKAH.....

Demikianlah baik buruknya selalu ada, sementara seisi lautan tak pernah mengeluh. Kemudian datang lah ombak besar dan menghapus semua tulisan di pantai itu tanpa sisa.

Sebagai pelajaran yang didapat disebutkan bahwa;

Jangan risaukan omongan orang, karena setiap orang membaca dunia dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

Teruslah melangkah, selama kita di jalan yang baik. meski terkadang kebaikan tidak senantiasa di hargai.

Dan janganlah repot2 mau menjelaskan tentang diri kita kepada siapa pun, karena yang menyukai kita tidak butuh itu, dan yang membenci kita tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik.

  • Jangan menghapus persaudaraan hanya karena sebuah kesalahan namun hapuslah kesalahan demi berlanjutnya persaudaraan.
  • Jika datang kepada kita gangguan jangan berpikir bagaimana cara membalas dengan yang lebih perih, tapi berpikirlah bagaimana cara membalas dengan yang lebih baik.

Kurangi mengeluh dan amarah tapi terus lah berdoa dan beriktiar. sibuk kan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikuti kita.

Tugas kita adalah berbuat yang baik dan benar bukan menghakimi.

  • Memaafkan adalah iklas tanpa syarat......
  • Menghargai adalah ketulusan tanpa tapi....
  • Mengasihi adalah memberi tanpa pamrih

Demikianlah diceritakan sebagai renungan yang dapat dipetik sebagaiman dikutip dari berbagai sumber Hindu Dharma yang dipandang segara sebagai perwakilan ketujuh sungai sapta gangga dalam mengalirkan kebaikan ke seluruh penjuru dunia.
***