Aksara suci dalam kajang

Aksara suci yang ada dalam lukisan rerajahan kajang disebutkan adalah tanda legisigns, karena secara konvensional memiliki bentuk dan makna tertentu, yang dalam aktivitas sosial religius (upacara ngaben) berfungsi sebagai simbol komunikasi, secara immanent dan transendental yang dipedomani oleh masyarakat Hindu di Bali.

Bentuk aksara suci pada kajang dibedakan menjadi empat, yaitu :
  • Bentuk, berdasarkan kesejarahan aksara Bali (semua aksara suci tersebut tergolong bulat/bundar); 
  • Struktur aksara, aksara suara, pengangge aksara suara, aksara pangangge aksara wyanjana); 
  • Macam aksara wyanjana / wijaksara, dibedakan menjadi delapan, yaitu 
  • Aksara sebagai singkatan;atau berdasarkan tata letak/komposisi.
Beberapa fungsi aksara suci kajang :
  • Fungsi referensial yaitu fungsi bahasa yang mereferensikan objek sebagai acuan makna. 
  • Fungsi emotif / ekspresif, yakni mengekspresikan bahasa sesuai dengan keinginan seperti pembuat kajang (pendeta / sulinggih) dan pengguna kajang (orang yang mengadakan upacara ngaben). Ada beberapa penggolongan kajang masing-masing memiliki aksara suci sebagai ciri pembeda: 
  • Kajang Brahmana, 
  • Kajang Ksatrya, 
  • Kajang Wesya,
  • Kajang Sudra, 
  • Kajang Pasek, 
  • Kajang Pande,
  • dll.
  • Fungsi metalinguistik merupakan fungsi bahasa yang dikaitkan dengan faktior di luar bahasa, dalam aksara suci tersebut secara metalinguistik fungsi bahasa dikaitkan dengan hakikat kehidupan, manusia sesuai keyakinan umat Hindu di Bali. Terlihat dari aksara suci yang dijadikan kode/sandi terkait dengan badan manusia (sarira kosha)
  • Fungsi magis, yaitu aksara suci yang dikaitkan dengan sesuatu yang sakral (nama-nama dewa sebagai manifestasi Tuhan).
Makna akasara suci APK meliputi:
  • Makna pemujaan kepada Tuhan:
  • Makna permohonan kepada Tuhan yaitu untuk :
    • Untuk mencapai kesucian, 
    • Mencapai kebahagiaan abadi, 
    • Mendapat perlindungan Tuhan, 
***