Shiva Natararaja (Siwa Nata Raja) adalah tarian kosmis Dewa Siwa, dimana Dewa Siwa memutar dunia ini dengan gerakan mudranya yang mempunyai kekuatan gaib seperti halnya Tari Wali ciptaan Dewa Brahma keunikan Bali Sweet Home disebutkan bahwa :
Setiap sikap tangan dengan gerakan tubuh memiliki makna tertentu dan kekuatan tertentu sehingga tarian ini tidak semata-mata keindahan rupa atau pakaian tetapi juga mempunyai kekuatan sekala dan niskala.
Namun kalau di Bali maka gerakan tangan yang disebut dengan mudra tidak sembarang digunakan.
Tarian tersebut mengandung banyak makna, simbolisasi, filosofi, dan kreatifitas berkesenian, khususnya kesenian di Bali sebagaimana disebutkan Siwa Nata Raja Dewa Tarian, Tarian Peleburan dalam perspektif Hindu di Bali mempunyai kedudukan yang sangat mendasar, karena tidak dapat dipisahkan dari religius masyarakat Hindu di Bali.
Upacara yadnya yang diselenggarakan di berbagai pura juga tidak lepas dari kesenian seperti seni suara, tari, karawitan, seni lukis, seni rupa, dan sastra. Candi, pura dan lain-lainnya dibangun sedemikian rupa sebagai ungkapan rasa estetika, etika, dan sikap religius dari para umat penganut hindu di Bali.
Pregina atau penari dalam semangat ngayah atau bekerja tanpa pamrih mempersembahkan kesenian tersebut sebagai wujud bhakti kehadapan Hyang Siwa yang pada hakekatnya adalah Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan).
Di dalamnya ada rasa bhakti dan pengabdian sebagai wujud kerinduan ingin bertemu dengan sumber seni itu sendiri yakni Dewa Siwa.
Para seniman ingin sekali menjadi satu dengan seni itu karena sesungguhnya tiap-tiap insan di dunia ini adalah percikan seni.
Dalam artian adalah Siwa Nata Raja bersemayam dalam setiap insan di dunia ini.
Sebagai dewanya penari. Siwa terus menari sehingga menimbulkan ritme dan keteraturan di dalam alam semesta. Gerakan Ciwa Nataraja dalam Babad Bali disebutkan dahulu merupakan pancaran tenaga prima yang kemudian menyatu sehingga terciptalah alam semesta ini.
***