Seniman

Seniman adalah mereka yang berbakat menghasilkan karya seni sebagai hasil ciptaan atau buah dari pikiran manusia yang diungkapan dalam suatu wujud dan suara.
Namun bakat bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki semua orang. 

Tetapi walaupun kita merasa tak memiliki bakat, bukan berarti kita tidak bisa mengerjakan hal yang kita inginkan.

Seperti halnya dalam beberapa istilah para seniman di Bali sebagaimana disebutkan :
  • Pregina (Pragina) yaitu para seniman yang memiliki taksu sebagai suatu kekuatan yang terpancar sehingga akan lebih berhasil dalam sebuah pertunjukan kesenian.
  • Ornamen motif hias seni berkaitan dengan corak & ukiran yang dipahat oleh para seniman sebagai karya seni dalam berbagai bentuk dan wujud yang menghiasi beragam keindahan dalam kehidupan ini.
  • Sangging yaitu sebutan untuk para seniman di Bali yang berbakat dibidangnya seperti pelukis, tukang ukir, ilustrator dan lain-lain.
  • Undagi sebagai pembuat arsitektur Bali disebutkan harus memperhatikan ketentuan proses sakralisasi dalam hal “kesucian " hasil karyanya.
Dimana pada zaman perundagian masa lalu ditandai dengan adanya kebudayaan megalithik oleh para undagi yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu-batu besar dan disebutkan telah ada sekitar 2000 tahun silam.
***
Di Bali disebutkan bahwa seniman bukanlah sebuah profesi, tapi panggilan jiwa, karenanya mereka tidak perlu perangkat aturan-aturan moral di seputar profesi yang kita kenal dengan istilah profesionalitas.
Karena profesionalitas akan membatasi mereka berkarya mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur oleh dunia industri seni, urusannya akan jatuh kepada urusan materi semata.

Seniman bukan pekerja seni. Mereka bukan bekerja di bidang seni untuk tujuan mendapatkan uang, tetapi memenuhi panggilan jiwanya untuk berkarya, mencipta, melayani pertumbuhan jiwa masyarakat.
 
Panggilan jiwa selalu menyangkut penegakan Dharma, karena itu istilah cantik yang diwarisi leluhur bijak kita, yang jauh lebih mulia dibandingkan profesionalitas, adalah "Dharmaning" Seniman.
..
Mungkin selama ini kita belum ngeh kalau seorang Seniman itu tidak sama dengan seorang Pekerja seni. Seorang pekerja seni memang berkegiatan untuk menghasilkan uang dalam bidang seni. 

Tidak ada yang salah dengan profesi ini. Sebagai pelaku profesi, mereka terikat dengan profesionalitas. Sedangkan seniman lebur dalam karyanya sebagai Dharmaning Seniman.

Demikian ditambahkan oleh Bpk. Nyomann Adikara Mahardikajaya yang dikutip dari salah satu artikel Group Hindu di fb yang sebagaimana disebutkan :
Kini Bali membutuhkan lebih banyak seniman-seniman, agar jiwa Bali bertumbuh dan mekar dalam keindahan yang semakin mempesona. Bila tidak, komersialisasi seni dalam balutan industri pariwisata ini akan kebablasan, menjadikan Bali matrek, sehingga pasti akan kehilangan taksu, keagungan dan kemuliaannya. 

***