Hutang Budi

Hutang Budi adalah sebuah keterikatan yang menjadi ingatan untuk dapat membalasnya.
Namun karena adanya keterikatan disebutkan juga dapat menjadi penyebab ketidaksadaran.
Dan bisa saja,
Karena adanya hutang budi seseorang dapat diperbudak oleh sahabatnya seperti diceritakan dalam kisah kehidupan Sang Karna antara memilih kebenaran dan persahabatan di Mahabarata yang dapat menutup semua kebaikan-kebaikannya karena adanya hutang budi pada Duryodana sahabatnya yang bersifat tamak
Diceritakan, pada suatu ketika saat Pandawa dan Kurawa kembali dari pendidikan mereka melakukan uji tanding dan Arjunalah tampil sebagai pemenangnya.
Namun tiba-tiba muncul Sang Karna menantang Arjuna. 
Tapi malah penghinaan yang dia dapati.
Disinilah Duryodana mengambil kesempatan dengan mengangkat Sang Karna sebagai raja agar boleh tanding dengan Arjuna.
Dari sini Sang Karna mulai diperbudak persahabatan dia tidak bisa lagi membedakan yang baik dan benar karena hutang budi kepada Duryodana yang telah mengangkat derajatnya. 
Dia telah berjanji untuk selalu menuruti perintah Duryodana dan akan selalu melindunginya.
Lagi-lagi Karna harus menelan pil pahit saat hadir dalam sayembara yang dilaksanakan oleh Drupadi.
Tidak ada kesatria manapun yang mampu mengangkat busur dan melakukan apa yang seperti disyaratkan. 
Majulah Karna atas ijin Duryodana.
Dia mampu mengangkat busur dan memanah mata ikan namun Drupadi tidak mengakui kemenangan Karna dengan alasan tidak mau menikah dengan putra kusir.
Dimasa awal-awal sebelum perang Baratayuda datanglah Krisna untuk membujuk Karna agar mau bergabung dipihak Pandawa dengan membuka semua rahasia hidup Karna. 
Sehari kemudian datang juga ibunya sendiri, saat itu Kunti mengakui bahwa dia adalah anaknya dan minta maaf telah menelantarkannya.
Namun Karna tetap tidak bergeming, dia lebih memilih membalas semua jasa-jasa Duryodana ketimbang bergabung dengan adik-adiknya, Pandawa
Dilema yang dialami Karna mungkin pernah anda alami dalam hidup. Kita bimbang antara memilih sahabat atau jalan kebenaran yang sejalan dengan apa yang diyakini dalam pikiran.
Demikianlah diceritakan dalam kisah Karna Antara Kebenaran Dan Persahabatan Di Mahabarata yang dapat menutup semua kebaikan-kebaikannya karena adanya hutang budi pada sahabatnya yang tidak baik.
Dan menjadi renungan dalam bertingkah laku,
Janganlah menjadi anak yang kuputra, durhaka kepada orang tua, karena hal tersebut merupakan perbuatan dosa yang dapat menjerumuskan ke dalam penderitaan karena adanya keterikatan yang dapat menyebabkan ketidaksadaran akan sifat kesementaraan dari semua yang ada di dunia ini.
***