Sad Kahyangan adalah 6 (enam) tempat suci sebagai kahyangan umum di Bali berdasarkan konsep Sadwinayaka yang umumnya disebutkan sebagai tempat untuk sembahyang, sembah bhakti dengan puja astawa agar selalu diberikan keselamatan dan kesucian lahir bathin.
Adapun beberapa piodalan atau upacara-upacara penting dari keenam pura tersebut disebutkan yaitu :
Adapun beberapa piodalan atau upacara-upacara penting dari keenam pura tersebut disebutkan yaitu :
- Pura Besakih. untuk memuja Ida Sanghyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa dalam perwujudan Sang Hyang Tri Purusa sebagai jiwa - jiwa agung alam semesta ini. Beberapa upacara penting yang dilaksanakan di tempat suci ini disebutkan yaitu :
- Upacara Batara Turun Kabeh ini dilakukan setiap tahun pada Sasih Kedasa.
- Upacara Panca Bali Krama tiap 10 tahun.
- Eka Dasa Rudra dilaksanakan setiap 100 tahun sekali manakala angka satuan dan puluhan tahun saka mencapai angka 0, disebut pula rah windu tenggek windu.
- Pura Lempuyang. dahulu sebagai tempat Ida Bhatara Hyang Genijaya melaksanakan yoga samadhi sampai mencapai kesempurnaan bathin amoring acintya yaitu kebahagiaan, kedamaian abadi, manunggal dan bersatu kembali pada Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa.
- Piodalan : Umanis Galungan setiap enam bulan sekali atau setiap 210 hari berdasarkan tahun isaka
- Pura Goa Lawah. stana Dewa Maheswara sebagai penjaga keseimbangan natural spiritual.
- Piodalan : Dilaksanakan setiap enam bulan sekali atau tepatnya dihari anggarkasih wuku medangsya.
- Pura Uluwatu. stana Dewa Rudra sebagai sebagai kekuatan untuk memancarkan energi spiritual Tri Murti.
- Piodalan : berlangsung setiap Anggara Kasih Medangsia.
- Pura Batukaru. peninggalan periode Bali Kuno.
- Pujawali atau Upacara piodalan di pura ini jatuh setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Kamis, Wuku Dungulan (kalender Bali), satu hari setelah hari raya Galungan.
- Ida Bhatara tedun napak pertiwi untuk menghilangkan leteh jagat (kekotoran bumi).
- Pura Pusering Jagat, lokasi di Desa Pejeng.
- Piodalan bertepatan dengan Purnamaning Sasih Karo
Keenam pura ini dalam kutipan babad bali, Sad Kahyangan sebagaimana juga dijelaskan disamping berlandaskan konsepsi Sad Winayaka yang disesuikan dengan ketentuan lontar Dewa Purana Bangsul, Sad Kahyangan ini juga berlandaskan atas :
- Landasan historis : Pura Sad Kahyangan itu sudah ada sebelum kedatangan Gajah Mada di Bali tahun 1343 Masehi.
- Landasan Tradisi yaitu.: Masyarakat di Bali pada umumnya telah memandang enam pura tersebut merupakan Sad Kahyangan Jagat di Bali.
Dan dalam pengembangannya, Sad Kahyangan ini juga disebutkan dilakukan secara turun temurun dan berkelanjutan oleh tokoh - tokoh pandita di Bali seperti Rsi Markandeya, Panca Tirtha, masyarakat dan tokoh - tokoh lainnya sehingga keberadaan Sad Kahyangan ini menjadi warisan yang lestari sampai dengan saat ini.
***