Tirtha Yatra

Tirtha Yatra adalah perjalanan ke tempat - tempat suci atau wisata religi di Bali yang bertujuan untuk meningkatkan kesucian pribadi dan memperkuat keimanan kepada Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa yaitu :
Dengan memperluas cakrawala memandang keagungan-Nya sehingga manusia makin teguh mengamalkan ajaran Dharma.
Selain hal di atas, tirta yatra disebutkan juga bertujuan untuk :
  • Menghayati nilai-nilai sejarah dari objek suci yang dikunjungi.
  • Mengimbangi dosa dengan perbuatan-perbuatan dharma. Istilah mengimbangi dosa digunakan karena menurut kepercayaan Hindu, dosa seseorang akan melekat pada atman sebagai karma wasana sesuai dengan ketentuan hukum karmaphala
    • Perbuatan-perbuatan dharma yang terus menerus mengimbangi pahala perbuatan adharma (dosa) sehingga pada penjelmaan (reinkarnasi) berikutnya atman dapat menjadi manusia yang suputra atau lebih sempurna.
Demikian penjelasan tujuan dan manfaat dari pelaksanaan Tirtha yatra ini dalam Forum Diskusi Jaringan Hindu Nusantara.
    Dalam penjelasan tersebut juga dijelaskan untuk memaksimalkan manfaat dari pelaksanaan dari Tirtha / Dharma Yatra ini dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :
    1. Mapiuning di Sanggah pamerajan serta mohon doa restu kepada Ida Bethara agar perjalanan selamat tiada halangan apapun.
    2. Ngiringang Ida Bhatara Raja Dewata (Dewa Hyang – Roh leluhur) ma-Dharma Yatra (meajar-ajar).
    3. Membawa bhakti (aturan / banten ayaban) menurut kemampuan.
    4. Selama dalam perjalanan : 
      • Berpikir, berkata dan berbuat dalam lingkup dharma/agama. 
      • Berpuasa disiang hari. 
      • Teguh pada brata. 
      • Mengendalikan diri untuk tidak marah. 
      • Menumbuhkan kasih sayang kepada semua mahluk.
         5. Sesampai ditempat tujuan : 
      • Mandi dengan air suci. 
      • Bersembahyang dengan mantap menggelar tapa, brata, yoga, samadi
      • Bagi para Wiku melakukan puja Surya Sewana. 
      • Bagi para Jero Mangku atau sulinggih melakukan puja menurut kemampuannya. 
      • Melaksanakan sad dharma (lihat diatas). 
      • Bersedekah / memberikan punia kepada kaum miskin. 
      • Mohon tirta / air suci untuk digunakan ditempat dan dibawa ke rumah.
          6. Setiba kembali di rumah : 
      • Mapiuning di Sanggah pamerajan bahwa telah selamat dalam perjalanan dan berterima kasih. 
      • Menyiratkan tirta yang dimohon di tempat ma-dharma yatra ke semua palinggih-palinggih/arca/pratima yang ada di Sanggah pamerajan, setelah itu disiratkan juga kepada anggauta keluarga lain yang tidak sempat turut.
    Disebutkan pula, pelaksanaan tirtha yatra ini merupakan bagian dari sad dharma sebagai kewajiban umat Hindu yang harus diakukan.
    ***