Kasmala

Kasmala adalah perbuatan yang hina dan kotor sebagai bagian dari Tri Mala yang merupakan bentuk dari prilaku yang bertentangan dengan Tri Kaya Parisudha sehingga disebutkan "Pikirkanlah dahulu dengan baik apa akibat dari yang akan dibicarakan".
Ada sebab dan juga ada akibatnya; "Dan jika saja kita menghabiskan waktu untuk menghina orang lain, itu artinya kita juga tidak punya waktu untuk mengasihi mereka". [bertentangan dengan dharma agama]
Dalam Shanti Parva oleh Rudra Deva disebutkan bahwa setiap perbuatan yang menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik dengan lainnya, bukanlah dharma yang sesungguhnya, melainkan kudharma yaitu dharma yang buruk dan palsu. 
Dharma yang sesungguhnya yaitu dharma yang berkembang [disebarkan] tanpa mengusik dharma lainnya seperti halnya disebutkan "Janganlah menghina agama atau kepercayaan lain".
Hindu Dharma menyakini adanya hukum sebab akibat yaitu karma phala dimana disebutkan bahwa ada beberapa sebab utama mengapa dalam ajaran dharma dilarang keras untuk menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik karena juga akan dapat menimbulkan beberapa akibat seperti halnya : 
  • Dapat mengotori bathin penganutnya dengan ego religius, kesombongan dan sikap antipati [permusuhan]. Alih-alih membebaskan, malah menciptakan belenggu baru. 
  • Akan dapat mendorong penganutnya juga untuk menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik baru dengan dharma lainnya. 
    • Hal ini sangat berbahaya karena dapat menghasilkan karma buruk bagi penganutnya khususnya kalau ajaran yang dihina itu asli, dimana dalam roda samsara akan menjadi sangat sulit bertemu atau memahami guru asli atau ajaran-ajaran asli. 
    • Hal ini lebih-lebih ditekankan lagi bagi seorang guru spiritual
      • Jika saja memiliki 40 murid, berarti 40 orang bathinnya kita kotori dengan ajaran yang kudharma. 
      • Kalau punya 1.000 murid, berarti 1.000 orang bathinnya kita kotori dengan ajaran yang kudharma. Dst-nya. 
      • Silahkan dipikirkan sendiri, berapa banyak-kah karma buruk yang akan dihasilkan ? Baik bagi diri sendiri maupun orang lain. 
      • Sehingga seorang guru harus membuang ego-nya jauh-jauh, untuk menghindari akumulasi karma buruk yang sangat banyak agar nanti setelah mati dia tidak langsung meluncur ke alam para ashura
  • Karena pasti akan menimbulkan kekacauan dan ketegangan kosmik. Dharma mengajarkan, kalau kita bertemu dengan suatu agama, ajaran atau kepercayaan yang menurut kita salah atau tidak sesuai dengan apa yang kita percaya, jangan sekali-sekali menyalahkan, menghina apalagi menciptakan konflik. 
Cepat-cepatlah katakan ke diri sendiri : "Bukan agama, ajaran atau kepercayaan itu yang salah, namun saya yang belum memahaminya".
"Dharma seluas Samudera", rasakan di dalam bathin kita sendiri, jalan mana yang paling membimbing bathin kita menjadi lebih sejuk dan damai.
***