- Re berarti kembali, (seperti kata reinkarnasi);
- Sedangkan legere memiliki makna “ mengikat “
Dengan demikian relegere adalah mengikat kembali agar diam/ tidak bergerak.
Siapa atau apa yang diikat kembali ?.
Yang dimaksudkan adalah manusia agar kembali mengikatkan dirinya dengan Tuhan (Ida sanghyang Widhi) sebagai asalnya, yang maha kekal nan abadi.
Dengan jalan mengikatkan diri kepadaNya, maka manusia akan menemukan kembali dirinya, menemukan kebahagiaan serta kebenaran.
Maka jelas dengan memeluk salah satu agama dan menjalankan ajaranNya adalah cara manusia untuk dapat mengikatkan dirinya kembali ke asalnya. (
Dalam ajaran agama akan ditemukan cara-cara bagaimana agar kita dapat menyatu kembali denganNya).
Dalam lontarnya Hindu ( Sundarigama) kata agama itu dikupas, dan diberi pengertian sbb. ;
- Agama, kata agama ini terdiri dari suku kata a, ga, dan ma. Masing-masing suku kata memiliki makna sendiri-sendiri : A berarti awang-awang / kosong / hampa, Ga mengandung pengertian genah / tempat, Ma adalah matahari / cahaya / terang / sinar. Jadi sesuai dengan uraian itu, kata agama mengandung pengertian bahwa tempat yang kosong itu perlu diberi penerangan / sinar. Maksudnya tiada lain, hati dan pikiran manusia yang masih kosong perlu diisi sinar suciNya agar menjadi terang. Sinar suci itulah merupakan tuntutan ajaranNya untuk mengatur prilaku manusia.
- Ugama, kata ugama ini terdiri dari u, ga, dan ma. Dengan pengertian : U adalah udaka, tirta, atau air suci, Ga berarti geni / api, Ma kependekan dari maruta yang berarti angin / udara. Maka dapat diartikan Ugama adalah suatu ajaran tentang pemakaian sarana air, api, serta udara dalam mengagungkan Hyang Kuasa.Umat manusia kala melakukan pemujaan kepadaNya senantiasa memakai ssarana berupa air suci (tirta), api ( berupa dupa/asep/dipa/api takep, dsb), dan juga udara/angin ( berupa mantra, kidung, gamelan/bunyi-bunyian, aneka wewangian, keharuman dll.)
- Igama, Kata igama ini terdiri dari i, ga, dan ma yang memiliki makna : I adalah Iswara atau Siwa, Ga berarti angga/badan sarira, Ma bermakna amertha atau hidup/tidak mati. Jadi Igama dimaksudkan sebagai suatu sikap manusia/pengakuannya bahwa badan sariranya dapat hidup atas karunia dari Iswara atau Siwa (Tuhan). Makanya Igama ini disamakan dengan idep, yaitu sikap jiwa manusia yang menyadari akan kejatidiriannya. Dengan mempelajari Igama/tatwa agama maka bertambah sadarlah manusia akan sangkan paraning dumadinya, asal-usul maupun tujuan hidupnya di maya pada ini.
Dan dalam perkembangan selanjutnya kata "Agama" ini juga telah disamakan artinya dengan “religion” sehingga disebutkan bahwa :
Karena keberadaan agama pada dasarnya merupakan sebuah kepercayaan dan diyakini oleh umatnya sebagai sebuah penuntun untuk dapat mengetahui hakekat dan tujuan hidup yang sebenarnya.
***