Duryasa

Duryasa adalah seorang acarya yang bermoral rendah seperti rendah budi, congkak, curang, senang mabuk, licik, angkara murka, iri hati, senang berbohong, benci berbuat jasa, bermusuh pada teman, menghina ibu bapaknya, menghina brahmana dan menghina Tuhan.
Acarya yang demikian akan terbentur-bentur kesana kemari karena bodohnya sehingga ia akan menanggung hukuman para dewa.
Akibat dari semua ini, maka acarya yang demikian itu akan tetap hanyut dalam perbuatan yang melawan dharma sehingga pintu neraka terbuka lebar-lebar untuknya.
Dalam Slokantara S.t.45 terkait etika Hindu sebagaimana dikatakan madeanggrawahyuni disebutkan bahwa :
Jika ada orang bersahabat dengan orang yang rendah budinya tentulah orang itu akan kena pengaruh budi yang rendah dan jahat. Demikian pula jika bersahabat dengan orang yang baik budi akan kena pengaruh budi baik. 
Contohnya seperti halnya dua ekor burung atat yang bernama si Gawaksa dan si Giwika, yang satu ditangkap oleh seorang pemburu dan dipelihara, dan seekor lagi ditangkap oleh seorang pendeta dan dipeliharanya. 
Pada suatu hari ada seorang raja berburu, tersesatlah beliau seorang diri, terlunta-lunta hingga sampailah beliau dirumah seorang pemburu, tempatnya burung atat si Girika. 
Berkatalah burung atat itu kepada sang prabhu, katanya : “ah itu dia, makan, belah kepalanya”. Demikianlah kata burung atat itu, terdengarlah oleh sang prabhu, larilah beliau itu, sampai dipertapaan sang pendeta, tempatnya burung atat si Gawaksa. Berkatalah burung itu, katanya : “Duhai, bahagialah tuanku raja! Sayang tuanku terlunta-lunta sampai dipertapaan ini, silahkan istirahat dan duduk dibalai-balai yang baru itu, sambil makan buah ampiji, sirih muda, kapur mentah. Bila tuanku letih, silahkan tuanku mandi dikolam itu” 
Demikianlah kata burung atat itu kepada baginda. Heranlah hati baginda raja mendengar kata-kata burung atat itu.

 
Pada akhirnya baginda raja bertanya kepada sang pendeta/Sulinggih, tentang burung atat yang dipeliharanya itu. 
Menjawablah sang pendeta : “Sesungguhnya hal itu disebabkan oleh karena persahabatan, kesimpulannya bagi orang yang baikbudi janganlah ia tidak memilih sahabat, pilihlah yang dapat menambah kebijaksanaan janganlah ia bersahabat dengan orang jahat, sebab orang yang akan mengantar ke neraka
Demikianlah ajaran Agama Hindu menyebutkan dimana persahabatan itu hendaknya saling hormat - menghormati dan atas dasar maitri untuk mencapai kebahagiaan bersama.
***