- Trana : bangsa rumput yang hidup di air dan darat
- Lata : bangsa tumbuhan menjalar
- Taru : bangsa semak dan pepohonan
- Gulma : bangsa pohon yang bagian luarnya berkayu dan bagian dalamnya berongga
- Janggama : bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pohon lain.
- Dll
Dalam persepektif pendidikan konservasi tumbuhan dikatakan upacara-upacara suci yang tergolong konservasi tumbuhan meliputi :
- Tumpek Pangatag / Tumpek ubuh, pemujaan kepada Sang Hyang Sangkara sebagai pencipta dan pemelihara tumbuh-tumbuhan).
- Nangluk merana, berkenan menangkal atau mengendalikan gangguan - gangguan yang dapat membawa kehancuran atau penyakit pada tanaman.
- Tibe baya,
- Ngentegang woh pepayonan
- dan serangkaian upacara yang berkaitan dengan penanaman padi di sawah (diayomi oleh Dewi Sri sebagai sebagai sumber kemakmuran Ibu Pertiwi).
Bhagawan Gita, bab IX No: 26 menyebutkan :
Patram puspam phalam toyam yo me bhaktya prayacehati tad aham bhaktyu pahrtam asnami prayatatmanah
Artinya : Siapapun yang dengan kesujudan mempersembahkan kepadaKu daun, bunga, buah-buahan, atau air persembahan yang didasari oleh cinta dan keluar dari hati yang suci, Aku terima.Tumbuhan dalam upacara agama Hindu di Bali mempunyai arti penting yaitu;
- Sebagai pelambang atau simbol - dewa seperti halnya pada pembuatan porosan dll
- Sebagai sarana perlengkapan upakara seperti pandan arum dan wangi-wangian merupakan alat perangsang untuk memusatkan pikiran ke arah kesucian.
Dalam usaha pelestarianya masyarakat harus dibuat menjadi sadar akan kepentingan untuk melestarikan warisan tumbuhan lokal, bekerja secara aktif dalam pelestariannya, dan dibuat merasakan keuntungan-keuntungan konservasi sepanjang waktu.
Dari uraian tersebut di atas pemanfaatan tumbuhan-tumbuhan dalam upacara agama Hindu di Bali mengandung pesan untuk bertanggungjawab atas pelestarian tumbuh-tumbuhan, yang merupakan wujud rasa ketundukan dan kesucian sikap terhadap Tuhan.
***