Tata Bahasa sansekerta yang berjudul Astadhyayi ditulis oleh Rsi Panini yang sebagaimana dijelaskan dalam sumber kutipan weda sebagai buku pedoman pokok dalam mempelajari sansekerta sampai dengan saat ini.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak yang merupakan bahasa Sabda Dewata.
Setelah Maha Rsi Panini, kemudian pengembangannya dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya kitab Bhasa dan Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.
Sebagai tambahan, dalam kutipan artikel sekilas tentang catur weda samhita, blog kuukortenu, dijelaskan bahwa beberapa penulis lain yang menggunakan bahasa dan tulisan sansekerta diantaranya adalah Rsi Wararuci atau Rsi Katyayana dengan Maha Karyanya bernama "Sarasamuscaya" atau "saracamucaya".
Setelah Maha Rsi Panini, kemudian pengembangannya dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya kitab Bhasa dan Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.
Sebagai tambahan, dalam kutipan artikel sekilas tentang catur weda samhita, blog kuukortenu, dijelaskan bahwa beberapa penulis lain yang menggunakan bahasa dan tulisan sansekerta diantaranya adalah Rsi Wararuci atau Rsi Katyayana dengan Maha Karyanya bernama "Sarasamuscaya" atau "saracamucaya".
Selanjutnya, disebutkan bahasa weda dengan sansekertanya mengalami beberapa perubahan besar yang terdiri dari tiga jenis bahasa sanskerta yang di kenal sampai saat ini;
- Sansekerta veda; yaitu bahasa sanskerta yang di gunakan dalam weda.
- Sansekerta klasik, yaitu digunakan dalam kitab-kitab Hindu yang lebih muda dari weda, seperti Itihasa, Purana, Weda Smerti dll
- Sansekerta campuran yaitu bahasa Sanskerta yang dapat pengaruh kuat dari Bahasa-bahasa lokal.
Contoh bilangan dalam bahasa sansekerta disebutkan sebagai berikut ini :
- Eka = 1 (Satu)
- Dwi = 2, (Dua; Dwi Aksara)
- Tri = 3 (Tiga)
- Tridasa = 13 (atau Triodasa; seperti : Triodasa Saksi).
- Trimsati = 30
- Trisata = 300
- Catur = 4, (Empat; Catur Lawa)
- Panca = 5 (Lima)
- Sad = 6, (Sad Wara; Urip Wewaran)
- Sapta = 7, (Tujuh; Sapta Loka)
- Asta = 8, (Delapan; Asta Aiswarya)
- Sanga ("Kesanga", "Sia/Siya"; bahasa Bali ) yaitu angka 9 (sembilan).
- Dasa = 10, (Sepuluh; Dasa Nyama Bratha).
- Eka Dasa = 11/Solas, (Sebelas; Meru Beratap 11, makna simbolis dari gunung).
- Dll.
***