Astadhyayi

Astadhyayi adalah tata bahasa sebagai pedoman pokok dalam mempelajari sansekerta sampai dengan saat ini.
  • Asta berarti delapan,
  • Seperti halnya delapan sifat Asta Dewata Sang Hyang Widhi sebagai penguasa atau pengatur titah.
  • Dhyayi, berkaitan dengan ajaran suci dan pengetahuan kuno yaitu :
  • Dengan tekun melaksanakan ajaran swadhyaya sebagai bagian dari dasa nyama bratha dalam kehidupan sehari-hari.
Delapan bagian / bab dari tata bahasa sanskerta ini yang kurang lebih dalam asal usul bahasa sansekerta disebutkan berasal dari abad ke-5 SM.

Dalm petunjuk konteks, tata bahasa ini merupakan tata bahasa normatif atau preskriptif yang terutama mengatur cara pemakaian yang baku dan bukan deskriptif, 
meski demikian, tata bahasa ini juga memuat bagian-bagian deskriptif terutama mengenai bentuk-bentuk Weda yang sudah tidak dipakai lagi pada zaman Panini.
Bahasa Sanskerta juga disebutkan termasuk cabang Indo-Arya dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bersama dengan bahasa Iran, bahasa Sanskerta termasuk rumpun bahasa Indo-Iran dan dengan ini bagian dari kelompokSatem bahasa-bahasa Indo-Eropa, yang juga mencakup cabang Balto-Slavik.

Ketika istilah bahasa Sanskerta muncul di India, 
bahasa ini tidaklah dipandang sebagai sebuah bahasa yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya, namun terutama sebagai bentuk halus atau berbudaya dalam berbicara. 
Pengetahuan akan bahasa Sanskerta merupakan sebuah penanda kelas social dan bahasa ini terutama diajarkan kepada anggota kasta-kasta tinggi, melalui analisis saksama para tatabahasawan Sanskerta seperti Pāṇini. 

Bahasa Sanskerta sebagai bahasa terpelajar di India berada di samping bahasa-bahasa Prakreta yang merupakan bahasa rakyat dan akhirnya berkembang menjadi bahasa-bahasa Indo-Arya modern (bahasa Hindi, bahasa Assam, bahasa Urdu, Bengali dan seterusnya).

Kebanyakan bahasa Dravida dari India kuno yang meski merupakan bagian rumpun bahasa yang berbeda, mereka sangat dipengaruhi bahasa Sanskerta, 
Terutama dalam bentuk kata-kata pinjaman. Bahasa Kannada, Telugu dan Malayalam memiliki jumlah kata pungut yang terbesar sementara bahasa Tamil memiliki yang terendah. 
Pengaruh bahasa Sansekerta pada bahasa-bahasa ini dikenali dengan wacana Tat Sama ("sama") dan Tat Bhava ("berakar").
Sementara itu bahasa Sansekerta sendiri juga mendapatkan pengaruh substratum bahasa Dravida sejak masa sangat awal.
Dan selanjutnya, 
setelah Bhagawan / Rsi Panini berhasil menyusun tata bahasa sanskerta tersebut, jejak beliau kembali diikuti oleh Bhagawan Katyayana yang lebih popular dikenal dengan Bhagawan Wararuci pada abad V SM.
Beliau menulis keterangan-keterangan tambahan atas karya Panini disamping sebagai penulis Sarasamuccya, yang karyanya telah diterjemahkan di Indonesia kedalam bahasa Jawa Kuno pada waktu jaman keemasan Hindu di Jawa.
***