Hyang Kemulan

Hyang Kemulan; Sanghyang Kamulan adalah Dewa Pitara yang telah disthanakan di sanggah kamulan
  • dipuja dengan penghayatan oleh keturunan penyembah-Nya, 
  • yang rasa kehadiran-Nya sangat dihayati oleh hambanya.
Dalam lontar Purwa Bhumi Kamulan disebutkan bahwa seperti disebutkan :
“riwus mangkana daksina pangadegan Sang Dewa Pitara, tinuntun akena maring sanggah kamulan, yan lanang unggahakena ring tengen, yan wadon unggahakena maring kiwa, irika mapisan lawan dewa hyangnya nguni……” (Purwa Bhumi kamulan, lembar: #).

Yang artinya :

“Setelah demikian daksina perwujudan roh suci dituntun pada Sanghyang Kamulan, 

  • kalau semasa hidupnya sebagai laki -laki dinaikkan pada ruang kanan, 
  • Kalau roh suci itu dahulunya perempuan dinaikkan di sebelah kiri, 
  • di sana menyatu dengan leluhurnya terdahulu.”
Dalam Lontar Tatwa Kapatian disebutkan bahwa 
sanghyang atma setelah mengalami proses upacara akan bersthana pada sanggah kamulan sesuai dengan kadar kesucian atma itu sendiri. Atma yang masih belum suci, yang hanya baru mendapat “tirtha pangentas pendem” atau upacara sementara (ngurug) juga dapat tempat pada Sanggah Kamulan sampai tingkat “batur kamulan”, seperti disebutkan :

“Mwah tingkahing wong mati mapendem, wenang mapangentas wau mapendem, phalanya polih lungguh Sang Atma munggwing batur kamulan” (Rontal Tattwa Kapatian, 1a. 1b).
Artinya :
“Dan prihalnya orang mati yang ditanam, harus memakai tirtha pangentas baru diurug, hasilnya mendapatkan tempat Sang Atma pada Batur Kamulan”

Dari kutipan-kutipan di atas jelaslah bagi kita bahwa Hyang Kamulan yang dipuja pada Sanggah Kamulan adalah juga roh suci leluhur, roh suci Ibu dan Bapak ke atas yang merupakan leluhur lencang umat yang telah menyatu dengan Sang Penciptanya, yang dalam lontar Gong Wesi / Usana Dewa sebagai Hyang Tuduh atau Brahman, yang merupakan asal muasal adanya manusia di dunia ini.

Runtutan upacara untuk menstanakannya di Sanggah Kemulan disebutkan sebagai berikut : 
  • "melalui prosesi upacara ngaben atman tersebut disebut Pitra 
  • dan setelah melalui upacara Atma Wedana dengan Nyekah atau Mamukur, nyegara gunung"; menjadi Dewa Pitara
  • baru kemudian distanakan di Sanggah Kemulan sebagai Hyang Kemulan
  • yang dipuja dengan penghayatan oleh keturunan penyembah-Nya yang rasa kehadiran-Nya sangat dihayati oleh hambanya.