Krodha

Krodha adalah sifat manusia yang suka marah dan bersifat kejam dalam hidup yang penuh sad ripu;
"Terkadang disaat kita marah, kita begitu ingin melukai orang lain, tetapi sesungguhnya tanpa kita sadari yang dilukai adalah diri kita sendiri. Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan disaat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali dikemudian hari."
Sebagai kebalikan dari sifat akrodha, sehingga dalam berbagai kegiatan sehari - hari khususnya dalam aktifitas beragama;
  • Hendaknyalah dalam menghaturkan yadnya sebagai ritual - ritual agama tidak dilaksanakan dengan marah - marah;
  • Tetapi selalu dilaksanakan atas dasar cinta kasih karena atas dasar cinta kasihlah disebutkan dapat menumbuhkan kesabaran yang tinggi dan selalu dikasihi Tuhan.
Dengan bathin yang bersih dan penuh welas asih untuk selalu berbuat yang terbaik sehingga pada saatnya nanti disebutkan bahwa atman kita dapat mencapai moksa sebagai tujuan hidup yang kekal dan abadi agar dapat merasakan kebahagiaan serta kedamaian hidup yang luar biasa pada saatnya nanti di sorga, alam swah loka.

Sifat kroda yang dapat membawa bencana bagi diri sendiri dan orang lain memang sudah banyak contohnya bisa kita lihat.
Dengan demikian, sifat marah atau kroda ini harusnya dapat dilenyapkan dengan menyucikan hati dan selalu jagalah Tri Kaya Parisudha (pikiran, perkataan dan perbuatan) dengan selalu mawas diri, yang sebagaimaa juga dijelaskan dalam kutipan Sarasamusccaya oleh Bhagawan Wararuci (Bagian 1) sebagaimana disebutkan,
Akrodhanah krodhanebhyo visistastatha titiksuratitiksorvistatah, amanusebhyo manusasca pradhana vidvamstathaivavidusah pradhanah.
Orang yang dapat menguasai kemarahannya berstatus lebih utama dari orang yang pemarah, mekipun sipemarah itu kaya raya sedangkan si penguasa amarah hidup dalam kemiskinan harta.
  • Orang yang penyabar jauh lebih baik dari orang yang tidak sabaran walaupun mereka ini memiliki kekuasaan. 
  • Penjelmaan menjadi manusia lebih utama dari mahluk apapun di bumi ini walaupun makhluk-makhluk ini lebih kuat fisik dan tenaganya; 
  • demikian juga mereka yang berhasil menyucikan dirinya lahir batin jauh lebih utama dari manusia manapun walau mereka lebih kaya, lebih berkuasa, lebih wibawa, lebih dihormati.
Ketahuilah bahwa orang yang dikuasai oleh kemarahan dan angkara murka apapun yang dipersembahkannya, apapun yang disumbang dan disedekahkannya, apapun jenis puasa dan pantangan yang dilakukannya, apapun yang dikurbankannya, semua itu menjadi tanpa pahala, mereka hanya mendapatkan rasa lelah dan kepayahan, oleh karenanya kuasailah kemarahan dan nafsu angkara itu.
  • Teguhlah dalam penyucian jiwa. Angkara murka dilenyapkan dengan menyucikan hati, kedengkian dilenyapkan dengan kebahagiaan, pengetahuan suci akan membinasakan ego, selanjutnya jagalah pikiran, perkataan dan perbuatan dengan selalu mawas diri.
  • Tiada bedanya kemarahan itu dengan kematian, demikian juga cinta buta itu sekeruh sungai yang dipenuhi kotoran dan bangkai, 
    • namun pengetahuan suci bagaikan kantung ajaib yang dapat menyediakan apapun keperluan dan keinginan dari pemiliknya.
    • Mereka yang sedang diliputi oleh kemarahan dan dikuasai oleh nafsu angkaranya dapat dipastikan akan melakukan perbuatan jahat, mereka yang dibutakan oleh amarah dan angkara dapat menghujat orang suci, bahkan sampai membunuh ayah, ibu, anak dan orang-orang dekatnya.
  • Mereka yang sedang dikuasai oleh angkara murka akan lupa dengan etika berbahasa, hingga perkataan yang kasar, jorok, tabu, dll akan dilontarkannya, demikian juga mereka akan melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang dan menyalahi kebajikan pun kebenaran.
  • Kemarahan dan nafsu angkara adalah musuh yang sesungguhnya berada dalam diri kita, jika ada orang yang dapat menghilangkan kemarahan dan angkaranya, 
    • "pastilah mereka itu akan dimuliakan dibumi dan di akhirat".
  • Maka dari itu, mulai saat ini juga, hendaknya manusia benar-benar berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menghilangkan kemarahan dan nafsu angkaranya, kasihlah dengan sesama manusia dan segenap isi semesta ini.
Demikianlah disebutkan, mereka-mereka yang selalu teguh dan sabar dalam melakukan dan mengamalkan kebajikan dan kebenaran, mereka yang dapat menghilangkan sifat kemarahan dan nafsu angkaranya, niscaya akan memiliki nama harum di bumi dan di alam surga.
***