Ngejot atau Jotan adalah sebuah tradisi di Bali dalam bentuk persembahan setelah memasak dan juga dalam rangkaian upacara yadnya kepada sanak keluarga/saudara, tetangga maupun pada masyarakat sekitar dalam rangka meningkatkan kebersamaan atas terwujudnya upacara tersebut.
- Jotan dalam bentuk segehan utawi banten saiban sebagai ungkapan terima kasih atau rasa syukur masyarakat Hindu Bali kepada Tuhan.
- Ngejot kepada masyarakat atau kepada sanak saudaranya sebagai rasa permakluman dan sekaligus sebagai undangan kepada yang diberi jotan bahwa yang ngejot tersebut memiliki upacara tertentu.
Dalam tradisi ngejot di Bali disebutkan bahwa ngejot kepada masyarakat, biasanya yang diberikan jotan tersebut berupa makanan (seperti nasi berisi bermacam olahan seperti misalnya
lawar, sate, jukut-jukut, be nyuh atau yang lain sesuai dengan keinginan
yang ngejot tersebut)
dimana tradisi tersebut terkait dengan adanya suatu acara adat atau upacara yadnya tertentu yang
dilaksanakan dimiliki oleh seseorang atau keluarga.
Misalnya saja seseorang melakukan upacara selamatan anaknya seperti bulan pitung dina, otonan, odalan, nganten, metatah, atau yang lainya, kemudian yang memiliki upacara ngejot kepada masyarakat, kepada saudaranya.
Ngejot kepada masyarakat itu sendiri
juga disebutkan memiliki fungsi :
- Sebagai rasa permakluman kepada yang diberi jotan bahwa yang ngejot tersebut memiliki acara tertentu.
- Sebagai undangan untuk datang ke tempat orang yang ngejot tersebut.
- Sebagai tanda ucapan terima kasih karena yang diberi jotan tersebut telah membantu dalam penyelesaian sebuah upacara tertentu yang dilakukan oleh orang yang memberi jotan tersebut.
***