Dimana di Bali disebutkan yaitu sebagai berikut :
- Pancak / Klakat Sudamala sebagai simbol dari dua kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang memberikan kekuatan pada Purusa-Prakerti.
- Lontar Sudamala berisikan teks yang berisikan tentang Sang Brahman Tuhan Yang Maha Esa, turun ke semesta dengan dua perwujudan yaitu Sang Hyang Wenang dan Sang Hyang Titah.
- Nyuh sudamala (kelapa sudamala); cirinya dalam tangkai bunga selalu ada bentukan berupa jengger ayam yang kering. Dalam setangkai bunga kelapa baik sudah dengan buahnya ataupun belum menjadi buah akan dapat banyak bentukan-bentukan itu. Hali ini dapat dilihat dari bawah;
- Dalam Cerita Sudamala, pada zaman dahulu Sahadewa dan Nakula dianugrahi oleh Bhatari Durgha kesaktian (kepandaian) untuk dapat mengobati karena jasa - jasanya meruwat (mengembalikan) Bhatari Durgha dari bentuknya yang menakutkan kembali menjadi Dewi Uma yang cantik.
Dimana di Bali sampai saat ini penggunaan daun, kain sampai tiuk (pisau) sudamala hingga kini menjadi perlengkapan wajib saat ruwatan jagat, pecaruan agung, dan upacara melukat.
- Banten yadnya untuk menimbun sumur juga menggunakan daksina yang dilengkapi dengan ulamnya apa saja boleh, alasnya memakai klakat sudamala sebagai kekuatan pada Purusa-Prakerti yang pada nantinya melahirkan kehidupan yang harmoni di alam ini.
- Sesayut Sudi Wadani dilengkapi daun sudamala sebagai kelengkapan dari upacara penyucian untuk menjadi umat Hindu Dharma.
- Pura Tirta Sudamala Bangli, sebagai salah satu tempat suci melukat di Bali.
- Di pintu masuk Utama Mandala (merajan, sanggah) disebutkan hendaknya ditanami :
Jepun petak (putih) dan sudamala (Plumeria rubra), yang mempunyai makna filosofi membersihkan dan memarisuda semua orang yang akan memasuki areal suci tersebut.
***