Ragam budaya dan mengenal keanekaragaman seni budaya di Bali yaitu :
- Seni & Budaya sebagai representasi peradaban sebagai warisan leluhur.
- Kehidupan sosial masyarakat di Bali dan kebudayaannya sangatlah lekat yang terpengaruh oleh Agama Hindu dan Kearifan Lokal yang bersinergi dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
- Adat budaya Bali yang menambah nilai dari rasa keindahan dan estetika sebagai pulau dewata, sebuah pulau dengan beragam keunikan dan keindahan.
- Etnik Bali, sesuatu yang unik dalam masyarakat Bali dengan kebudayaannya yang tertuang dalam konsep Rwa Bhineka, Tat Twam Asi, tri hita karana, dan nyama braya juga hendaknya perlu dipahami sehingga dapat dipakai landasan untuk hidup saling berdampigan dengan etnik lain.
- Wisata Budaya Bali, "Kawentenan pulo Baline pinaka pulo wisata budaya sane sampun kaloktah doh kantos ke dura Negara. Sampun sami uning tur pawikan, punika sami ngawinang jagat Baline kaparinama olih para janane "pulau seribu pura, pulau dewata, pulau surga utawi the last paradise".
- Akulturasi Budaya yang berlangsung dengan damai dan serasi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli.
- Ngayah sebagai kewajiban sosial masyarakat Bali sebagai penerapan ajaran karma marga yang dilaksanakan secara gotong royong dengan hati yang tulus iklas.
- Nyegara Gunung sebagai konsep tata ruang dalam budaya Bali yang berkaitan dengan upacara pitra yadnya sebagai suatu proses penciptaan dari Dewa pitara menjadi Dewa/dewata-dewati.
Menghargai antar sesama yang yang disebut dengan istilah upeksa merupakan ciri khas kebudayaan Bangsa Indonesia seperti dengan melakukan kegiatan gotong royong di bidang sosial kemasyarakatan yang juga dapat melibatkan sekaa teruna teruni untuk dapat menumbuhkan hubungan harmonis sebagai rasa cinta terhadap budaya sendiri yang harus ditanamkan dari sejak kecil.
- Bali di zaman modern yang ditandai pemikiran serba praktis dimana kini benda-benda budaya warisan seperti seni rupa yang ditinggalkan dari generasi ke generasi dapat dijadikan pangkal tolak untuk mengenal dan menafsirkan kembali apa yang pernah ada atau dilakukan para pendahulu kita.
- Pantangan buat suami bila istrinya hamil disebutkan "tabu" seperti yang terdapat pada Lontar Kanda Pat Rare.
- Dll
***