Dimana dalam Hindu Dharma di Bali biasanya dipertunjukan dalam pelaksanaan upacara yadnya.
Menurut suku katanya, wiracarita bersumber dari dua suku kata yaitu Wira + Carita;
- Wira berarti keberanian seperti halnya dalam pengertian Matri Wira artinya berani membela yang benar;
- Carita (atau cerita) yaitu sesuatu yang menarik untuk dapat didengar dan dibaca.
Dalam sejarah dan perkembangan Agama Hindu menurut Mareta's World and Love dikatakan bahwa;
Zaman wiracarita meliputi masa perkembangan kitab-kitab Upanisad dan perkembangan sistem filsafat (darsana) selanjutnya dan munculnya kitab wiracarita Ramayana dan Mahabarata sebagai konsepsi baru yang mengajarkan nilai-nilai kepahlawanan dan kebenaran (dharma).Kitab Ramayana dan Mahabharata sebagai epos yang besar menyebarkan cita-cita baru mengenai kepahlawanan, kedewataan dalam hubungannya dengan insani mencapai kebenaran dan kebahagiaan hidup yang sejati.
Zaman wiracarita ditandai dengan timbulnya banyak pemikir-pemikir dan filosof-filosof yang mengembangkan ajaran-ajaran filsafat, dengan bermacam aliran.
Sedang pada pihak lain muncul pula aliran theistis yang mengakui dan membahas masalah Tuhan sepertti Bhagawadgita dan kitab-kitab Upanisad lainnya.
Disamping itu pada zaman ini muncul pula aliran filsafat seperti yang dikenal dengan Sad Darsana (enam filsafat). Yang menonjol adalah timbulnya dua epos besar yang terkenal sampai saat ini ialah Ramayana dan Mahabharata disamping kitab Bhagawadgita sebagai bagian dari Mahabharata.
- Kitab Ramayana secara garis besar isinya adalah pertempuran antara Rama dari kerajaan Ayodya melawan Rahwana dari Alengka. Juga diuraikan tentang dasar-dasar kepemimpinan (asta brata) dan cara-cara mencapai kemakmuran Negara.
- Sedangkan Mahabharata membahas tentang perang saudara antara Pandawa dan Kaurawa. Mahabharata terbagi dalam 18 bab yang disebut parwa.
Dan Bhagawadgita membahas tentang catur marga yaitu jalan bhakti (penyerahan diri), karma (jalan kerja), jnana (jalan ilmu pengetahuan), dan yoga (penyatuan diri dengan jalan Samadhi), disamping juga memabahas paramatman (Tuhan), purusa (jiwa), dan prakrti yaitu yang bukan jiwa atau atas serba kebendaan.
***