Catur Bhojana

Catur Bhojana adalah empat (4) macam persembahan berupa makanan yaitu :
  1. Ajuman ; Persembahan untuk para dewa agar Beliau selalu melimpahkan anugerah pada umatNya.
  2. Sodaan ; Persembahan untuk para arwah leluhur agar mereka selalu ingat dan tetap terhubung.
  3. Caru ; Persembahan untuk Bhuta dan Kala untuk keseimbangan sebagai kekuatan bhuwana alit maupun bhuwana agung;
  4. Tarpana ; Persembahan untuk para Pitara sebagai penghormatan lewat sembah bakti para
    Prati Sentana, yang merupakan keturuan dari keluarga bersangkutan.
Demikian disebutkan 4 catur dalam Agama Hindu tersebut sebagai anugerah Tuhan yang patut dipersembahkan.

Masyarakat Hindu-Bali percaya, semua yang ada di alam ini adalah milik Tuhan, untuk Tuhan, manusia, dan alam semesta. 
”Dalam konteks itu, disebutkan Kompas.com, makanan harus hadir sebagai persembahan sebelum dinikmati manusia. 
Tanpa persembahan, manusia dianggap mencuri milik Tuhan,” kata rohaniwan Hindu, Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda. 

Ritual persembahan pun menjadi bagian dari napas kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu-Bali. 

Setiap hari, 
Setiap keluarga menyisihkan makanan yang disantap hari itu untuk saiban atau sajian yang lebih sederhana. 
Isinya minimal nasi, bawang goreng, dan garam

Banyak sekali simbol yang bermain dalam makanan persembahan. Karena itu, makanan, menurut Acharyananda, sesungguhnya adalah teks. 
  • Itik persembahan, misalnya, tidak lagi dipandang semata sebagai itik, tetapi simbol sifat kebijaksanaan yang dimiliki itik. 
  • Penyu (Bhadawang nala) melambangkan alas bumi karena bisa hidup di darat dan di laut. 
  • Ayam melambangkan kedinamisan, 
  • Anjing melambangkan kesetiaan, 
  • Babi melambangkan kemalasan yang hendaknya diusahakan di-”somiya” agar pada nantinya dapat hidup makmur dan sejahtera.
Dan boleh dikata, apa pun masakan Bali, mulai lawar, babi guling, sate lilit hingga ayam/bebek betutu, geneplah bumbunya.
Bumbu mencerminkan berbagai sifat manusia. Ketika sifat-sifat itu dipadukan dengan baik, terciptalah rasa yang seimbang.
***