Diceritakan dalam filsafat kuno, awatara ini muncul pada masa Satyayuga (zaman kebenaran). Kisah mengenai Waraha Awatara selanjutnya disebutkan terdapat didalam kitab Warahapurana dan Purana-purana lainnya.
Menurut mitologi Hindu, pada zaman Satyayuga ada seorang raksasa bernama Hiranyaksa, adik raksasa Hiranyakasipu.
Keduanya merupakan kaum Detya (raksasa). Hiranyaksa hendak menenggelamkan pertiwi/planet Bumi kedalam "lautan kosmik" suatu tempat diantah berantah diruang angkasa.Melihat dunia akan mengalami kiamat, Wisnu menjelma menjadi babi hutan (celeng alas) yang memiliki dua taring panjang mencuat dengan tujuan menopang bumi yang dijatuhkan oleh Hiranyaksa.
Usaha penyelamatan yang dilakukan Waraha tidak berlangsung lancar karena dihadang oleh Hiranyaksa.
Maka terjadilah pertempuran sengit antara raksasa Hiranyaksa dgn Dewa Wisnu. konon pertarungan ini terjadi ribuan tahun yang lalu dan memakan waktu ribuan tahun pula. Pada akhirnya Dewa Wisnu yang menang.Setelah Beliau memenangkan pertarungan, Beliau mengangkat bumi yang bulat seperti bola dengan dua taringnya yang panjang mencuat, dari lautan kosmik dan meletakkan bumi pada orbitnya. Setelah itu dewa Wisnu menikahi Dewi Pertiwi (Dewi Sri) dalam wujud Awatara tersebut.
***