Prabu Hiranyakasipu adalah Raja Asura Raksasa yang mengaku dirinya sebagai Tuhan yang akhirnya dimusnahkan oleh kekuatan Nara Singa sakti avesa avatara Dewa Wisnu sebagai penegak dharma kebenaran di bumi ini.
Hiranyakasipu sebagai raja pertama dari kerajaan Alengka yang dalam kisah Ramayana yang mati terbunuh dalam peperangan dan digantikan oleh putranya yang bernama Banjaranjali yang sebagaimana disebutkan kutipan artikel Alengka dalam mahabharata Blog, akhirnya Prabu Hiranyakasipu menyerah kepada Dewa Wisnu yang dalam kisahnya disebutkan, Dewa Wisnu yang juga disebut Narayana dalam tujuannya Avatar Vishnu Turun ke Bumi untuk menegakkan dharma kebenaran ini, harus mengambil wujud menjadi setengah singa setengah manusia untuk membunuh raksasa Hiranyakasipu.
Hiranyakasipu pun bertekad untuk membalas dendam pada Narayana karena Beliau telah membunuh saudaranya, Hiranyaksa.
Hiranyakasipu melakukan penebusan dosa dan permohonan pada Brahma untuk mendapatkan anugerah, sehingga ia tidak akan mati di tangan makhluk apa pun yang diciptakan oleh Brahma.
Kematian tidak akan terjadi padanya, baik siang atau malam, baik di darat atau di air ataupun di langit oleh senjata apa pun, di dalam atau di luar.
Akhirnya Hiranyakasipu harus menantang anaknya untuk menunjukkan siapa dewa yang dikatakan ada di mana-mana sambil memukul tiang - tiang penyangga.
Ia memukul tiang tersebut. Tiang itu terbelah menjadi dua dan Wisnu dalam wujud Nara-Shima (manusia-singa) tersebut akhirnya muncul dan mencabik-cabik Hiranyakasipu dengan cakarnya sampai mati.
Hiranyakasipu sebagai raja pertama dari kerajaan Alengka yang dalam kisah Ramayana yang mati terbunuh dalam peperangan dan digantikan oleh putranya yang bernama Banjaranjali yang sebagaimana disebutkan kutipan artikel Alengka dalam mahabharata Blog, akhirnya Prabu Hiranyakasipu menyerah kepada Dewa Wisnu yang dalam kisahnya disebutkan, Dewa Wisnu yang juga disebut Narayana dalam tujuannya Avatar Vishnu Turun ke Bumi untuk menegakkan dharma kebenaran ini, harus mengambil wujud menjadi setengah singa setengah manusia untuk membunuh raksasa Hiranyakasipu.
Hiranyakasipu pun bertekad untuk membalas dendam pada Narayana karena Beliau telah membunuh saudaranya, Hiranyaksa.
Hiranyakasipu melakukan penebusan dosa dan permohonan pada Brahma untuk mendapatkan anugerah, sehingga ia tidak akan mati di tangan makhluk apa pun yang diciptakan oleh Brahma.
Kematian tidak akan terjadi padanya, baik siang atau malam, baik di darat atau di air ataupun di langit oleh senjata apa pun, di dalam atau di luar.
Hiranyakasipu bertambah kuat dan angkuh setelah mendapatkan anugerah tersebut sedangkan anaknya sendiri sebagai penyembah Dewa Wisnu yang taat.Sang ayah berusaha keras memintanya agar jangan berdoa kepada Dewa Wisnu tetapi sia-sia. Ia juga menyiksa anaknya, namun Prahlada tidak akan berhenti berbhakti pada Dewa wisnu.
Akhirnya Hiranyakasipu harus menantang anaknya untuk menunjukkan siapa dewa yang dikatakan ada di mana-mana sambil memukul tiang - tiang penyangga.
Ia memukul tiang tersebut. Tiang itu terbelah menjadi dua dan Wisnu dalam wujud Nara-Shima (manusia-singa) tersebut akhirnya muncul dan mencabik-cabik Hiranyakasipu dengan cakarnya sampai mati.
***