Dari kecewa,Diceritakan dalam sastra Bali,
akan timbul frustasi,
dan akhirnya menjadi depresi.
I mirah adalah seorang gadis cantik bertempat tinggal di desa kintamani. Dan dari sejak kecil ia tinggal bersama neneknya karena pada umur sebelas hari ibunya meninggal dunia.
Begitu juga, ketika umur dua belas tahun neneknya pun meninggal. Setelah neneknya meninggal, ia tinggal bersama bibinya yang bernama Yuk Ngah ke Jawa.
Namun setelah bibinya manikah dengan orang Cina itu, mengikuti suaminya ke negri Cina. Mirah kembali ke Bali dan tinggal bersama bibiknya yang lain.
I Mirah adalah orang yang terampil dan memiliki perawakan serta paras cantik. Ia pandai menenun songket, pandai mejejaitan, disamping itu aktif dalam kegiatan di banjarnya. Sehingga dia sangat di segani oleh muda-mudi di desa itu.
Pembawaan yang lemah lembut, perawakan tinggi semampai, kulit kuning langsat, dan senyum yang menawan hati menyebabkan hati seorang pemuda yang bernama I Laba sangat terpikat dan luluh.
Akhirnya mereka pun saling mencintai.Pada suatu hari menjelang petang I Laba kembali datang ke rumah Luh Mirah seperti biasanya. Kedatanganya kali ini ternyata sambil membawa oleh-oleh berupa barang perhiasan gelang emas, rantai emas, dan cincin, di samping itu juga sebuah dolar dari emas buat Luh Mirah yang ia sangat cintai.
Berselang beberapa hari sejak pemberian barang-barang perhiasan itu,
I Mirah mendengar berita bahwa I Laba melakukan ulah pati dan menceburkan diri ke tengah laut di Selat Lombok sampai nenemui ajalnya.
Apa yang dilakukan oleh I Laba tersebut hadarkan diri dari tuduhan korupsi (mirat dana) yang ia lakukan di tempat ia bekerja, oleh karena kasus itu telah terbongkar.
Mendengar berita itu, barulah I Mirah sadar bahwa dirinya di bohongi oleh I Laba yang ternyata telah melakukan korupsi dan banyak menghabiskan uang milik kantor di tempat ia bekerja.mendengar berita itu, ia pun menjadi sangat kecewa dan sedih.Dan sebagai renungan;
Pada cerita ini pun tidak luput dari persoalan cinta kasih yang dijalin antara I Laba sebagai tokoh utama dengan I Mirah sebagai sampingan.
I Laba, dalam menunjukan rasa cintanya kepada mirah sepertinya sangat berlebihan. Perjalanan kisah cinta mereka agaknya belumlah berlangsung lama, walaupun diceritakan bahwa I Laba sudah sering berkunjung kerumah Mirah, dan dikatakan sampai lupa rumah sendiri.
Ketika ada odalan di pura Munduk Danu mereka sempat bertemu kembali, dan disana mereka sempat berbincang-bincang di pinggiran danau.
Secara tidak sengaja mereka membicarakan tentang perbuatan baik dan buruk (subha dan asubha karma), yang akan menghasilkan baik bila perbuatan itu baik dan perbuatan buruk akan menghasilkan yang buruk, sebagai akibat hukum karmaphala.
Dan secara tidak sengaja pula ia membicarakan tentang korupsi.
Selanjutnya, diceritakan antara I Laba dengan Mirah sudah menunjukan hubungan yang semakin intim. Mereka sudah sama-sama jatuh cinta.
Ringkasnya, pada suatu sore I Laba berkunjung kerumah Mirah tapi kunjungannya kali ini I Laba ingin menunjukan keseriusan rasa cintanya kepada Mirah, dengan memberikan barang-barang perhiasan.
Karena ambisi untuk memperistri Mirah sangat besar.
Setelah memberikan barang-barang perhiasan, berselang satu bulan tiga belas hari berikutnya I Mirah mendengan berita bahwa I Laba bunuh diri dengan cara menceburkan dirinya ke tengah laut.
Barulah Mirah mengerti bahwa barang-barang perhiasan yang diberikan tersebut adalah hasil korupsi yang dilakukan oleh Laba.
Begitulah persoalan-persoalan yang dikemukakan oleh pengarang dalam cerita ini yang dapat mendukung terwujudnya tema.
Dalam hal ini yang menjadi pokok persoalan masih berkisaran pada gejala atau ketimpangan-ketimpangansosial yang terjadi saat itu.
Ketimpangan social yang dipermasalahkan itu adalah masalah moral dan penghianatan.
Dalam hal ini, kedatipun tindakan korupsi yang dilakukan oleh I Laba hanya bermotifkan ikut-ikutan.
Tetapi, bagaimana pun juga perbuatan itu merupakan perbuatan yang tidak baik.
Pada akhirnya perbuatan itu terbongkar,
disebabkan rasa malu yang luar biasa, baik kepada Mirah maupun lingkungan masyarakat akhirnya I Laba melakukan bunuh diri.
Kematian seperti itu disebut ulahpati ‘ kematian yang dilakukan secara sengaja’. Sehingga dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang menjadi titik penekanan adalah masalah karmaphala, yaitu hasil dari perbuatan yang telah dilakukan I Laba yang mengkhianati cinta sucinya pada I Mirah sehingga timbul rasa kecewa.
***